FGD perdana Guru BK Sekolah PERSIS Jawa Barat

oleh Reporter

16 Agustus 2024 | 05:49

persis.or.id - Bertempat di kantor Pimpinan Wilayah Persatuan Islam (PW PERSIS) Jawa Barat secara offline dan online melalui Zoom Meeting, Bidang Garapan Pendidikan PW PERSIS Jawa Barat menginisiasi kegiatan Focus Group Discussion (FGD) perdana Guru Bimbingan dan Konseling (BK) PERSIS Jawa Barat, pada Ahad (11/08/24).

Kegiatan dihadiri oleh 11 peserta offline dan sekitar 60 peserta online para guru BK yang tersebar di madrasah/pesantren PERSIS wilayah Jabar dan alhamdulillah berlangsung lancar.

Hadir sebagai pembicara dari praktisi dan ahli Bimbingan Konseling Ibu Ipah Latipah, M.Pd. dan bertindak sebagai pembicara dari PW Persis Jabar Ustaz Farhahd, S.Si., M.Pd dan Ustaz Bubun Farhabun, S.Pd

Dalam sambutan pembukaan acara, Ketua PW PERSIS Jawa Barat Ustaz K.H. Iman Setiawan Latief, S.H. menyampaikan bahwa permasalahan seperti perundungan, pelecehan seksual, dan lainnya yang biasa terjadi di sekolah umum sekarang ditemukan juga di sekolah yang berbasiskan madrasah/pesantren.

"Oleh karena itu, guru BK yang ada di madrasah/sekolah/pesantren PERSIS harus tampil bersinergis dengan semua stake holder yang ada, dalam upaya menjaga anak-anak tetap memiliki akhlak yang baik," tuturnya.

FGD yang mengusung tema "Tantangan, Strategi, Rekomendasi Program BK di Pesantren/Madrasah Persatuan Islam" mencoba merefleksikan beragam tantangan yang dihadapi oleh guru BK di pesantren/ madrasah/sekolah, berikut pengalaman strategi yang digunakan dan solusi yang diterapkan.

Pemantik diskusi sesi 1 mengajak peserta untuk meneropong kembali konsep layanan BK secara utuh dan menyeluruh. Sedangkan pemantik diskusi sesi 2 memaparkan legalitas posisi layanan BK dalam acuan Sistem Pendidikan PERSIS.

Nampak antusiasme para peserta mengikuti acara ini, terlihat dari sejumlah pertanyaan dan tanggapan yang dilontarkan peserta baik online maupun offline.

FGD yang terbilang singkat ini memunculkan beberapa masukan untuk peningkatan kualitas layanan BK di madrasah/sekolah/pesantren PERSIS sebagai berikut.

1. Agar lebih fokus dan lebih efektif, musyawarah/forum guru BK diaktivasi secara terpisah antara jenjang MI/SD, MTs, dan Mu'allimin.

2. Melihat fakta di lapangan bahwa mulai munculnya pergeseran akhlak santri ditandai dengan paparan prilaku pornografi, perundungan, dan perilaku salahsuai lainnya, maka diharapkan kembali diselenggarakan webinar/seminar untuk menangani masalah tersebut.

3. Isu kesehatan mental/kesejahteraan psikologis santri patut menjadi perhatian.

4. Komunikasi dan kolaborasi antara guru BK dan orang tua santri menjadi hal yang sangat penting untuk optimalisasi layanan BK.

5. Dukungan sistem madrasah/pesantren terhadap eksistensi layanan BK dapat menjadikan layanan BK lebih bermakna dan bermanfaat 

6. Sosialisasi  program BK perlu disampaikan kepada pengguna layanan (satri dan orang tua) dan pelaksana layanan (wali kelas, guru bidang, tenaga pendidik lainnya juga pimpinan madrasah) agar muncul keselarasan dalam pemahaman dan penerapan BK di madrasah/sekolah/pesantren PERSIS.

7. Forum Guru BK perlu tampil sebagai wadah sharing pengetahuan, panduan layanan dan tata kelola administrasi BK. 

8. Diharapkan dari Forum Guru BK lahir rumusan panduan operasional penyelenggaraan BK khas madrasah/sekolah/pesantren PERSIS.

[]

Reporter: Reporter Editor: admin