Galeri Investasi Hima PERSIS: Wahana Edukasi Keuangan dan Investasi Kader

oleh Reporter

29 Maret 2022 | 00:37

Oleh: Fakhrizal Lukman, AWP., QWP.

(Bendahara Umum PW Hima PERSIS DKI Jakarta/Inisiator Galeri Investasi Hima PERSIS)

 

Berawal dari training advance Masa Dinamisasi Kader Hima PERSIS (MADINAH) 2021 di Lembang, Bandung, penulis mengajukan karya tulis dengan judul “Pasar Modal Syariah dan Pertumbuhan Ekonomi Nasional” untuk menampilkan lanskap pasar modal syariah yang selalu eksis menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional. Pada saat itu, penulis beserta rekan sejawat delegasi PW Hima PERSIS DKI Jakarta Saba al-Ayubi dan Musthafa Bayyin memang bersepakat untuk mengajukan karya tulis dengan tema yang belakangan hampir rutin diperbincangkan ketika diskusi mingguan tasykil, yaitu Ekonomi. Saba menulis “Aspek Ekonomi Dalam Ayat Ulul Albab” yang berusaha mengetengahkan perbincangan ekonomi dengan landasan paradigma gerakan Hima PERSIS, yakni Ulul Albab, sementara Bayyin menulis “Ziswaf Sebagai Penunjang Sustainable Development Goals (SDGs)”.

Tiba pada waktunya penulis mempresentasikan karya tulis dengan maksud untuk diuji oleh para penguji. Singkat cerita setelah membicarakan iklim investasi syariah nasional, pada akhir sesi pengujian karya tulis, para penguji menantang untuk kemudian merealisasikan salah satu output dari karya tulis yang diajukan, yakni menumbuhkan perbincangan investasi syariah di kalangan kader Hima PERSIS secara struktural. 

Investasi

Secara sederhana, investasi diartikan sebagai kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan aset atau harta. Selain itu, investasi juga merupakan suatu komitmen atas sejumlah aset atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat sekarang, dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang. Umumnya investasi diawali dengan mengorbankan kegiatan konsumsi saat ini untuk mendapatkan manfaat yang lebih besar di masa yang akan datang.

Investasi berdasarkan jenisnya dapat dikelompokkan menjadi dua instrumen, yaitu investasi pada aktiva riil (direct investment) dan investasi pada aktiva finansial (indirect investment). Aktiva riil berupa aset tetap seperti tanah, properti, logam mulia atau perusahaan yang keberadaan dan dampaknya dapat terlihat secara fisik. Sementara aktiva finansial berupa aset efek seperti saham, sukuk, commercial paper yang dapat diperoleh manfaatnya di masa yang akan datang berupa dividen ataupun capital gain.

Mengapa Harus Berinvestasi?

Banyak ragam yang dapat dijadikan pijakan ketika berinvestasi, seperti melindungi aset untuk mengatasi inflasi, mewujudkan aset dan harta menjadi produktif, hingga diversifikasi sumber penghasilan. Semua usaha tersebut dijalankan dalam kegiatan investasi yang bermuara untuk tercapainya tujuan keuangan.

Selain itu, investasi bukan hanya mengarah pada aspek personal melainkan aspek sosial-ekonomi suatu negara. Dalam hal ini, pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu fungsi dari investasi, semakin baik iklim investasi suatu negara akan semakin besar pula tingkat pertumbuhan ekonomi yang bisa tercapai. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap, pada kuartal II 2021 tercatat investasi berkontribusi sebesar 29,86% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional senilai Rp. 4.175,84 triliun, angka yang tidak sedikit untuk kontribusi terhadap PDB.

Islam dan Investasi

Sebelum memutuskan untuk menginisiasi hadirnya Galeri Investasi, tentu perbincangan mengenai Islam dan investasi menjadi kemestian. Penulis dan kawan-kawan sejawat di PW Hima PERSIS DKI Jakarta menggelar diskusi khusus terkait ini, yang melahirkan pemahaman bahwa investasi merupakan salah satu ajaran dalam konsepsi Islam sebagai Din yang komprehensif (syumul), yang mengatur segala aktivitas manusia di segala bidang, termasuk investasi sebagai salah satu bagian dari aktifitas perekonomian umat.

Islam memiliki ajaran agar sumber daya (harta) yang ada tidak hanya untuk disimpan, tetapi harus dibuat produktif. Sehingga, harta dapat memberikan manfaat luas kepada umat, seperti dalam firman Allah Swt. dalam QS Al-Hasyr (59): 7, QS At-Taubah (9): 34—35, juga dalam QS An-Nisa dan dikaji lebih lanjut melalui Tafsir Ibn Katsir ayat 7—10. Allah Swt. amat menegaskan untuk tidak meninggalkan keturunan yang lemah, baik berupa moril ketakwaan maupun materil kesejahteraan.

Setelah ditelaah, Rasulullah saw. telah mengaplikasikan praktik investasi sebagaimana hadits dari Nafi’, dari ‘Abdullah bin ‘Umar, bahwasanya Rasulullah saw. menyerahkan kebun kurma dan ladang daerah Khaibar kepada bangsa Yahudi Khaibar agar mereka yang menggarapnya dengan biaya dari mereka sendiri, dengan perjanjian Rasulullah saw. mendapatkan separuh dari hasil panen-nya.” (HR Bukhari, no. 2329 dan Muslim, no. 1551).

Dalam hadits ini, praktik investasi secara gamblang tergambar sebagaimana hasil dari ladang yang digarap kemudian dibagi rata, dan apabila dikaji lebih lanjut kemudian dikenal dengan istilah Mudharabah.

Melalui dasar-dasar tersebut dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan ajaran Islam sebagai agama yang komprehensif. Dan telah menjadi barang tentu seluruh investasi pada praktiknya harus berbasis syariah yang dilaksanakan dengan kehati-hatian (ikhtiyaath), serta menghindari unsur riba, gambling (gharar), judi (maysir) ataupun penawaran palsu (najsy), yang telah dibuat batasan serta aturannya secara terperinci melalui Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Bonus Demografi & Literasi Keuangan Masyarakat

Berdasarkan data Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, pada tahun 2030—2040, Indonesia diprediksi akan mengalami masa puncak bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif. Dalam hal ini, bonus demografi ibarat pisau bermata dua: bisa menjadi berkah atau bahkan musibah. Artinya, jika ada kegagalan dalam mengelolanya, bonus demografi menjadi musibah yang pelik. Namun di sisi lain, jika berhasil dalam pengelolaannya, bonus demografi akan menjadi kekuatan sumber daya yang luar biasa.

Jika melihat data yang dihadirkan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), pada 2021 secara demografis mayoritas pelaku investasi adalah angkatan kerja yang berusia dibawah usia 30 tahun. Hal ini menjadi tantangan tersendiri mengingat jika minat untuk menjadi investor yang tinggi tanpa disertai edukasi investasi serta literasi keuangan yang mumpuni, akan menjadi musibah dalam dunia investasi itu sendiri.

Hal ini sebetulnya telah hadir di tengah-tengah kita dengan maraknya investasi bodong, judi berkedok investasi seperti Binary Option dengan banyak platform yang terkenal, seperti Binomo, OlympTrade, Quotex dsb; lalu fasilitas Robo Trading seperti Fahrenheit, Auto Trade Gold (ATG), dan banyak platform serta instrumen investasi bodong lainnya, yang menjerumuskan generasi Z yang memiliki minat investasi yang tinggi tetapi tidak teredukasi.

Galeri Investasi Hima PERSIS Sebagai Wahana Edukasi Keuangan dan Investasi Kader

Melihat segala persoalan serta tantangan yang hadir, Galeri Investasi Hima PERSIS diharapkan mampu menjawab tantangan yang hadir untuk menjadi wahana edukasi keuangan dan investasi kader ke depan. Belum lagi jika mengingat dalam lingkungan jamiyyah Persatuan Islam belum tersedia medium edukasi khusus mengenai hal ini.

Kita sama-sama memahami bahwa pengetahuan menjadi hal yang fundamental untuk melakukan segala aktivitas. Selayaknya membangun bisnis, modal materil merupakan hal yang penting. Namun, tidak jauh lebih penting daripada kesiapan untuk meng-generate modal tersebut untuk menghasilkan laba dan kesejahteraan. Oleh karena itu, Galeri Investasi Hima PERSIS akan berfokus mengedukasi kader dan masyarakat luas untuk membangun kesiapan dan pengelolaan terhadap kegiatan investasi. Mulai dari edukasi keuangan, seperti Personal Finance hingga Financial Planning, lalu edukasi Investasi seperti Trading Plan, Money & Portofolio Management, Analisis Fundamental & Teknikal dalam memilih instrumen efek, dsb.

Pada fase awal, Galeri Investasi Hima PERSIS diagendakan untuk berfokus pada instrumen investasi efek (aktiva finansial) dan logam mulia (aktiva riil); juga di tahap lanjutan menjadi medium kajian produk investasi terbarukan, seperti cryptocurrency yang berbasis teknologi blockchain. Diharapkan dapat bekerjasama dengan sekuritas, Bursa Efek Indonesia (BEI) serta lembaga lainnya dalam agenda edukasi Galeri Investasi Hima PERSIS, yang dikelola oleh Bidang Ekonomi PW Hima PERSIS DKI Jakarta dan dipimpin oleh Jetki, AWP., QWP., C.RM., CBHCM., CHCBP., BHRBP., BHRM.

 

Follow Instagram @galvest.himapersis untuk informasi lanjutan lainnya.

 

Editor: Dhanyawan

 

Reporter: Reporter Editor: admin