Kaderisasi: Investasi Jangka Panjang
Gerakan yang tidak menyiapkan penerus akan kehilangan masa depannya. Karena itu, Pemuda PERSIS menjadikan kaderisasi sebagai investasi utama.
Kaderisasi bukan hanya pelatihan, tetapi proses membentuk manusia utuh: berilmu, berakhlak, dan berkarakter pemimpin umat yang siap terjun melayani umat. Bagi generasi Z, kaderisasi ini adalah kesempatan untuk tumbuh dalam ekosistem yang sehat, terarah, dan penuh makna.
Tidak ada gerakan yang kuat tanpa kader. Pemuda PERSIS menyiapkan sistem kaderisasi berjenjang, dari pembinaan akidah, syari’ah dan akhlak hingga kepemimpinan modern.
Tujuannya jelas: melahirkan kader ulama, pemimpin, dan organisator yang siap memikul amanah perjuangan. Kaderisasi bukan proyek sesaat, melainkan investasi jangka panjang untuk kelangsungan dakwah.
Kemandirian: Mentalitas Merdeka
Gerakan dakwah yang kokoh harus mandiri—baik secara finansial, intelektual, maupun organisatoris. Tidak ada dakwah yang kokoh jika masih bergantung pada pihak lain. Pemuda PERSIS menolak ketergantungan yang bisa mengaburkan prinsip.
Inilah ajakan bagi generasi Z untuk kreatif berwirausaha, mengembangkan inovasi digital, membangun literasi, dan menjaga integritas. Kemandirian berarti berani berdiri di atas kaki sendiri tanpa menggadaikan prinsip. Dengan begitu, dakwah tetap bersih dari kepentingan luar.
Ilmu: Senjata untuk Bertahan dan Berkarya
Pemuda PERSIS percaya, tanpa ilmu, dakwah kehilangan arah. Karena itu, Pemuda PERSIS menjadikan ilmu sebagai senjata utama: ilmu syar’i untuk menjaga akidah dan ibadah, serta ilmu kontemporer untuk memenangkan tantangan zaman.
Generasi Z yang akrab dengan teknologi punya peluang emas untuk mengintegrasikan Al-Qur’an dan sunnah dengan skill abad 21 (21st century skills)—dari literasi digital, public speaking, sampai analisis data. Ilmu membuat gerakan ini relevan, kredibel, dan kompetitif.
Responsif: Lincah tapi Tetap Prinsipil
Dunia bergerak cepat. Isu sosial, budaya, hingga teknologi datang silih berganti. Pemuda PERSIS diajarkan untuk responsif, tangkas membaca situasi, dan kreatif meresponsnya. Namun, kelincahan itu tidak boleh membuat prinsip goyah.
Artinya, metode bisa berubah sesuai kebutuhan, tapi prinsip tetap sama: akidah, sunnah, dan syariat tidak boleh dikompromikan. Bagi generasi Z, ini berarti: boleh mengikuti perkembangan zaman, tapi jangan sampai kehilangan jati diri. Metode bisa berubah, prinsip tidak boleh goyah.
Penutup: Kompas Abadi Generasi Dakwah
Tujuh prinsip ini, ketika dijahit bersama, membentuk satu kesatuan yang utuh. Tauhid menjadi fondasi, sunnah menjadi pedoman, amar ma’ruf menjadi arah, kaderisasi menjadi mesin regenerasi, kemandirian menjadi kekuatan, ilmu menjadi senjata, dan responsif menjadi kelincahan.
Inilah Kompas Dakwah Pemuda PERSIS. Sebuah GPS perjuangan zaman now yang menjaga setiap langkah pemuda Islam agar tetap lurus di tengah arus. Dengan kompas ini, Pemuda PERSIS siap melangkah jauh: menghadapi modernitas, merawat prinsip, dan menjadi garda terdepan kebangkitan umat.
Generasi boleh berganti, tantangan boleh berubah, tapi kompas ini akan terus menuntun: lurus dalam akidah, tepat dalam ibadah, santun dalam dakwah, kokoh dalam ilmu, dan berani menghadapi masa depan.
[]
BACA JUGA: Gelar Muskernas IV, PP Pemuda PERSIS Luncurkan Survei Kepuasan Kinerja Berjam’iyyah