Jakarta - persis.or.id, Jemaah haji Indonesia akan menghadapi cuaca panas di Kota Mekkah dan Madinah pada musim haji 1445 H. Cuaca panas ini akan mempengaruhi kondisi fisik dan kesehatan jemaah.
Guna menjaga agar kondisi fisik dan kesehatan tetap prima, Ketua Siaga Bencana (Sigab) Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis), dr Sony Ramdhani memberikan beberapa tips yang harus dilakukan oleh jemaah agar tidak terjadi heatstroke dan penyakit lainnya.
“Terpenting ketika keluar ruangan hindari terkena sinar matahari langsung. Selalu gunakan alat penutup kepala seperti payung, topi, dan lain sebagainya,” kata dr Sony, Ahad (5/5/2024).
Selain itu, setiap keluar ruangan, jemaah juga harus menggunakan pelindung kulit (sun cream). Gunakan pelindung kulit yang tidak memilik wangi parfum.
Ia juga mengintruksikan agar jemaah membawa semprotan air. Jadi ketika jemaah berada di tengah terik matahari bisa menyemprotkan air ke bagian tubuh. Penyemprotan ini bisa dilakukan secara rutin.
“Hal ini untuk menjaga kelembaban kulit tetap stabil,” jelasnya.
Tim Kesehatan Travel Haji PT Karya Imtaq ini mengimbau jemaah selama menunggu waktu puncak ibadah haji agar membatasi waktu keluar ruangan. Jemaah dapat menggunakan waktu keluar ruangan untuk kepentingan mendesak di pagi atau sore hari.
“Kalau tidak penting sekali lebih baik menahan diri, tetap berada di ruangan. Shalat pun kalau bisa di masjid dekat hotel saja. Hal ini agar ketika puncak ibadah haji kondisi Jemaah dalam keadaan sehat,” papar dokter Sony.
Terlebih ketika waktu Dzuhur, puncak terik panas matahari sedang panas dan keluar ruangan tanpa menggunakan pelindung kepala, Sony menilai ini bisa menyebabkan jemaah terkena serangan heatstroke.
“Jemaah bisa mensiasati jika ingin sekali shalat berjemaah di masjidil Haram dan Nabawi hanya di waktu Shubuh, Ashar menjelang Maghrib. Kalau pun ingin sekali shalat Dzuhur harus menggunakan pelindung kepala. Dan jangan lupa, untuk melindungi mata, gunakan kacamata hitam,” tutur dia.
Kemudian untuk menghindari dehidrasi karena cuaca panas, Jemaah haji harus banyak minum air putih dan jangan minum air putih yang dingin atau menggunakan es batu.
“Ketika berada di luar ruangan, kalau bisa setiap jam itu minum satu gelas air puith,” jelasnya.
Kalau pun memungkinkan, jemaah bisa membawa juga oralit dan di minum setiap hari. Ini untuk menjaga eletrolit tubuh.
“Asupan makanan pun perlu jemaah perhatikan dengan asupan makanan gizi seimbang. Ada daging atau ikan, kacang-kacangan dan juga sayuran, dan buah-buahan. Kalau bisa buah-buahan yang banyak mengandung air. Seperti semangka, melon, pear, dan lainnya,” kata Sony.
Ia menyampaikan, selama tidak menggunakan ihram, jemaah bisa memakai pakaian yang berbahan katun atau linen. Ia menyarankan jemaah tidak menggunakan pakaian terlalu sempit, tetapi pakaian agak longgar serta berwarna cerah dan mudah menyerap keringat.
“Istirahat yang cukup dan jangan begadang ini juga sangat penting,” katanya.
"Ketika semua ikhtiar ini sudah kita lakukan, insyaa Allah kondisi kita selama berada di Tanah Suci akan sehat dan kita bisa melaksanakan ibadah haji dengan tenang," sambungnya. []
Ja'miyyah
23 November 2024 | 07:31