Hadiri Wisuda UNIPI, Dirjen PHU: Kita Memiliki Cita-Cita yang Sama

oleh Reporter

18 Desember 2021 | 15:03

Bandung, persis.or.id - Universitas Persatuan Islam (UNIPI) telah menggelar prosesi wisuda beserta sidang senat terbuka pada Sabtu (18/12/2021) di Hotel Grand Pasundan, Bandung. 

Acara tersebut dihadiri beberapa tokoh penting, di antaranya adalah Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama RI, yakni Prof. H. Hilman Latief, M.A., Ph.D. 

Menurutnya, Persatuan Islam (PERSIS) selaku ormas Islam yang juga bergerak dalam pendidikan amat diapresiasi, hingga para alumninya pun dianggap setara. Tidak salah jika pihaknya merasa memiliki tujuan yang sama.

"Di antara tokoh Islam dari sejak dulu memiliki cita-cita yang sama, ingin meningkatkan sumber daya manusia (SDM) umat Islam agar setara dengan para pekerja yang lain, dalam segi apapun," tuturnya. 

Oleh karena itu, dirinya berharap agar para wisudawan UNIPI yang telah lulus dapat concern dengan ijtihad dan tajdid yang dimiliki. Sehingga akan mengisi masa depan Indonesia pada umumnya, serta PERSIS pada khususnya di tahun 2045. 

Selain itu, Prof. Hilman juga mengungkapkan kebahagiaannya karena UNIPI akan memiliki prodi baru, yakni Prodi Pariwisata. 

Ke depannya, beliau berharap agar para wisudawan tidak berpuas hati, sehingga bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya dengan memanfaatkan dukungan dari pemerintah. 

"Saya berharap sebagian dari para lulusan akan melanjutkan studi ke jenjang selanjutnya, dengan beragam beasiswa yg difasilitasi oleh pemerintah," terangnya. 

Orasi Ilmiah dan Bahasan Pendidikan PERSIS

Melihat fakta bahwa PERSIS merupakan ormas Islam yang telah berdiri lama, dirinya sedikit menyayangkan bahwa PERSIS baru sekarang memiliki perguruan tinggi. 

"Sebenarnya Persatuan Islam terlambat merambah pendidikan tinggi. Kalah oleh ormas-ormas sejenis yang lahir setelahnya," ujarnya. 

Dirinya mencontohkan almamaternya, yakni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, pada awal berdiri hanya memakai gedung sekolah. Pada pagi hari digunakan para murid untuk belajar, dan siangnya menjadi kampus. 

"Namun kini, kampus tersebut telah berdiri atas lahan 30 hektar dan full terisi. Tentunya ini sebuah keniscayaan untuk menjadi besar," kata dia. 

Selain itu, jelasnya, lembaga pendidikan tertua di Indonesia yakni Universitas Islam Indonesia (UII) di Yogyakarta merupakan tempat lahirnya universita-universitas lain seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), UIN Sunan Kalijaga, dan sebagainya. 

"Para pendiri lembaga tersebut adalah mereka yang berlatar belakang pendidikan umum. Walaupun mereka pun berguru secara khusus kepada para ulama, seperti M. Natsir kepada Tuan Hasan," tandasnya. 

Oleh karena itu, momentum tersebut dapat menjadi semacam "cambukan" bagi jamiyyah PERSIS secara umum dan UNIPI secara khusus, agar dapat terus berkembang. 

(DF/FAR)

Reporter: Reporter Editor: admin