Persis.or.id - Pimpinan Pusat Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (PP Hima PERSIS) gandeng Dewan Pimpinan Pusat Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (DPP KNTI) untuk mendorong kemaritiman Indonesia ke arah yang lebih baik.
Hima PERSIS dan KNTI menggelar dialog pada selasa (9/8/2022) di kantor DPP KNTI. Disambut langsung oleh Dani Setiawan selaku Katua Umum DPP KNTI, dialog ini dalam rangka bertukar pikiran dan gagasan kemaritiman.
Ketua Umum Hima PERSIS, Ilham Nur Hidayatullah menyampaikan bahwa dalam kepemimpinannya Hima PERSIS mengusung tiga transformasi, yakni trasformasi ekonomi dan teknologi, tranformasi organisasi dan perkaderan, transformasi politik.
"Tiga pilar ini akan menjadi dasar pijakan bagi pengurusnya dalam menyusun program kerja ke depan, termasuk di dalam bidang kemaritiman," ujar Ilham.
Di dalam dialog tersebut, Ketua Bidang Kemaritiman PP Hima PERSIS, Tomi Yandra menyatakan berbagai isu kemaritiman, mulai dari BPJS Ketenagakerjaan yang belum menyentuh para melayan tradisional secara merata, hingga BBM Subsidi yang tidak tepat sasaran dan alokasi kuota BBM subsidi tidak memadai.
Dan yang lebih kerusial, menyoal beberapa desa maritim di Indonesia tercatat sebagai desa yang tingkat kemiskinannya tinggi bahkan mencapai tingkatan kemiskinan ekstream.
"Ini merupakan persoalan yang harus mampu dijawab dan dibenahi oleh pemangku kebijakan, yang mana kemaritiman adalah wajah dan beranda Indonesia sebagai negara kepulauan," ujar Tomi.
Pihaknya juga mencanangkan beberapa program yang nantinya akan berkolaborasi dengan berbagai pihak, salah satunya KNTI sebagai organisasi yang berbasis pada nelayan-nelayan tradisional, dari mulai sektor pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Di antaranya adalah program Madrasah Maritim sebagai laboraturium peningkatan kapasitas SDM generasi muda, khususnya di bidang maritim. Program ini sejalan dengan program yang dicanangkan oleh KNTI, yakni Sekolah Nelayan.
Konsepsi madrasah maritim ini juga menitikberatkan kepada prespektif Islam dalam memandang kemaritiman, karena di Al-Qur'an sendiri ada 32 ayat yang menyebut kata lautan, tentu ini menjadi hal yang perlu pihaknya cermati sebagai organisasi keislaman.
"Rentetan sejarah peradaban maritim Indonesia pernah berjaya. Oleh karenanya, hegemoni kemaritiman harus ditingkatkan dan dioptimalkan. Melalui program ini, nantinya akan mencetak kader-kader maritim," lanjutnya.
Selanjutnya, dialog tersebut juga menghasilkan canangan program Kampung Iklim Maritim yang juga sejalan dengan program yang dicanangkan oleh PP Hima PERSIS, yakni Pro Klim yang mana nantinya akan bersama-sama mengadvokasi beberapa desa maritim.
"Sebagai anak bangsa yang menyadari atas kewajibannya untuk ikut berkontribusi memajukan negara, tentunya dalam hal ini kami serius dalam memperhatikan dan mendorong agar kemaritiman Indonesia dapat beranjak ke arah yang lebih baik," tutup Tomi.
[]
Kontributor: Hima PERSIS
Editor: Dhanyawan