Garut, persis.or.id — Mahasiswa-mahasiswi Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Persatuan Islam (IAI PERSIS) Bandung bekerja sama dengan Pesantren Persatuan Islam 81 Cibatu menggelar Seminar Pendidikan Nasional bertajuk “Dikotomi Pendidikan Agama dan Umum dalam Kurikulum Merdeka: Membangun Pendidikan Holistik untuk Generasi Emas Indonesia”.
Seminar ini menghadirkan keynote speaker, Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PAN, Muhammad Khaerudin, M.H. Selain itu, turut hadir tiga narasumber lainnya: Mudirul 'Am Pesantren Persatuan Islam (PPI) 81 Cibatu, Dr. KH. T. Romly Qomarudien; Dekan Fakultas Tarbiyah IAI PERSIS Bandung, Dr. H. Lalan Sahlani; dan Wakil Ketua II STAI PERSIS Jakarta, Dr. Ikhwan Muttaqien. Acara berlangsung di Aula Pesantren Persatuan Islam (PPI) 81 Cibatu pada Sabtu (4/1/2024).
Kegiatan ini menjadi ruang diskusi penting dalam menjawab tantangan integrasi pendidikan agama dan umum dalam implementasi Kurikulum Merdeka, khususnya di lingkungan Jam’iyyah Persatuan Islam.
Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PAN, Muhammad Khaerudin, yang menjadi keynote speaker sekaligus membuka acara ini, menekankan pentingnya kolaborasi antara pendidikan formal dan nilai-nilai agama.
“Pentingnya kolaborasi antara pendidikan formal dan nilai-nilai agama untuk mewujudkan visi Jam’iyyah menjadi miniatur ideal masyarakat Islam,” ungkap Muhammad Khaerudin, yang akrab disapa Kang Khoer.
Ia juga menilai sangat penting bagi Persatuan Islam (PERSIS) untuk mempertegas kembali manhaj ta'dib yang dimiliki guna menjawab tantangan dan fenomena dunia pendidikan saat ini.
Sementara itu, Mudirul 'Am Pesantren PPI 81 Cibatu, Dr. KH. T. Romly Qomarudien, menegaskan bahwa pendidikan agama dan umum bukanlah dua entitas yang terpisah, melainkan saling melengkapi dalam menciptakan insan yang cerdas dan berakhlak mulia.
“Sebagaimana firman Allah dalam ayat ke-35 Surat An-Nur,” kata Kyai Teten, yang juga Anggota MUI Pusat dan Dewan Hisbah PP PERSIS.
Menurut Kyai Teten, ilmu agama dan ilmu umum adalah bagian dari pancaran cahaya Allah, sehingga menjadi kewajiban seorang muslim untuk menguasai keduanya.
Dekan Fakultas Tarbiyah IAI PERSIS Bandung, Dr. H. Lalan Sahlani, dalam paparannya memberikan perspektif akademis mengenai implementasi kurikulum holistik di sekolah berbasis pesantren maupun sekolah umum.
Melengkapi sesi diskusi, Wakil Ketua II STAI PERSIS Jakarta, Dr. Ikhwan Muttaqien, membahas relevansi pendidikan holistik dalam membangun generasi emas Indonesia 2045.
“Seminar ini diharapkan mampu menginspirasi berbagai institusi pendidikan dalam mengintegrasikan nilai-nilai agama dan pendidikan umum secara holistik, sejalan dengan arah kebijakan Kurikulum Merdeka yang dicanangkan pemerintah,” tutup Dr. Ikhwan.
Seminar ini juga dihadiri oleh berbagai unsur dari jajaran pemerintah, asatidz dari berbagai pondok pesantren di Kabupaten Garut, serta akademisi yang turut memberikan tanggapan dalam sesi diskusi yang menggugah.
Selain itu, seminar mendapat antusiasme tinggi dari peserta yang berasal dari berbagai kalangan, mulai dari santri, mahasiswa, guru, hingga pemerhati pendidikan. []
BACA JUGA: Momen IAI Persis Garut Serahkan Paket Beasiswa S3 untuk 9 Dosen