Info Haji 2024: Kisah Keikhlasan Perawat Asal Pare-pare, Hafida Rawat Jemaah Lansia, Teringat Orang Tua

oleh Reporter

13 Juni 2024 | 08:47

Makkah, persis.or.id - Kegiatan setiap hari membantu Jemaah haji khususnya Jemaah haji lansia sudah dilakukan sejak dirinya sampai di Kota Madinah.

 

Perawat Asal Parepare, Hafida Jufri, menceritakan kisahnya merawat Jemaah haji lansia dan Jemaah dengan risiko tinggi (risti) di Kota Madinah dan Makkah.

 

Hafida Jufri berkenalan dengan kami Media Centre Haji (MCH) pertama kali, saat baru tiba di Kota Madinah pertengahan Mei lalu. Perempuan yang berprofesi sebagai perawat ini mendampingi Ibu Sajeriah (65), Jemaah haji tunanetra asal Kampung Lumpue, Parepare, Sulawesi Selatan. 

 

Banyak jemaah lansia dan disabilitas yang membutuhkan pendampingan dan penanganan khusus. 

 

“Bukan hanya bertugas mendorong kursi roda tetapi juga sering menjadi juru bicara karena tidak sedikit lansia atau disabilitas yang tidak bisa berkomunikasi dengan baik,” ungkap Hafida kepada Media Center Haji di Makkah, Rabu (13/6/2024).

 

Hafidah mengaku sangat bersyukur, bisa merawat Ibu Sajeriah dan juga Jemaah haji lansia lainnya.

 

“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur bisa mendampingi dan merawat ibu Sajeriah dan Jemaah lansia lainnya selama di Kota Suci Madinah dan Makkah,” ungkapnya.

 

Selain itu, lanjutnya, di Arab Saudi, Fida sapaan akrabnya memiliki tugas utama sebagai perawat di Tim Kesehatan di Kloter UPG 3, yaitu Pare-pare, Barru, dan Maros. 

 

Kalau di Kota Makkah, dia dan kloternya ditempatkan di sektor satu di kawasan Syisyah. Total Jemaahnya 450 orang. 

 

“Lima persennya adalah Jemaah lansia dan risti, papar Fida. 

 

Menurutnya, kehadiran dirinya  menjadi penggembira bagi para Jemaah disabilitas dan lansia. Khususnya yang datang ke tanah suci tanpa keluarga mendampingi. 

 

Fida juga mengaku mendapatkan banyak pengalaman dan sering kali merasa iba saat merawat jemaah haji sakit Lansia. Ia beberapa kali menangani jemaah haji Lansia yang berusia sekitar 65 hingga 75 tahun yang menderita demensia.

 

“Selain itu, yang menarik dan sering membuat saya merasa iba yaitu saat beberapa kali merawat jemaah haji Lansia dengan usia 65-85 tahun dan menderita demensia. Melihat kondisinya sering saya merasa sedih dan teringat orang tua sendiri,” tuturnya.

 

Sekali lagi, dengan sejujur-jujurnya, diamanahi menjadi petugas haji di layanan lansia ia sangat bersyukur. Karena bisa mengurus para tamu Allah yang akan melaksanakan ibadah haji.

 

“Saya lakukan ini dengan tulus dan ikhlas. Berharap apa yang saya lakukan menjadi ladang amal pahala dan membuat ibadah hajinya menjadi mabrur,” tutup Fida dengan aamiin.

 

Dari Makkah, Henri persis.or.id tim Media Center Haji (MCH) 2024 melaporkan.

Reporter: Reporter Editor: admin