Info Haji 2024: Layak Jadi Panutan, Begini Fauzia Raziani Ketika Layani Jemaah Lansia di Madinah

oleh Reporter

26 Mei 2024 | 09:08

Madinah, persis.or.id – Melayani jemaah haji merupakan tugas utama bagi petugas haji. Namun, dalam menjalankan tugas tersebut, setiap petugas haji memiliki pengalaman yang berbeda ketika melayani jemaah.

Petugas Haji Daerah (PHD) Umum dari kloter 21 Jemaah Khusus (JKS) asal Kota Bandung, Fauzia Raziani Razak, tidak menyangka mendapat kesempatan menjadi petugas haji dan beribadah di Tanah Suci bersama rekan-rekannya.

Ia mengakui bahwa ini adalah perjalanan pertamanya sebagai petugas haji. Meskipun tugasnya sangat berat, namun ia merasa senang.

“Alhamdulillah, semua ini adalah berkah dari Allah SWT yang sangat saya dambakan. Saya berhasil lolos menjadi petugas haji kloter,” kata Fauzi kepada Media Center Haji saat ia membimbing jemaah lansia untuk menunaikan sholat Maghrib di Masjid Nabawi, Madinah, pada Sabtu (25/5/2024).

Selain dapat melayani tamu Allah, tentu saja ibadah haji sangat diidam-idamkan.

Selama hampir lima hari bertugas di Kota Madinah, Fauzi mengaku telah banyak mendapat pengalaman mengurus jemaah, khususnya jemaah lansia dengan resiko tinggi.

“Ternyata menjadi pelayan tamu Allah itu menyenangkan, meskipun ada suka dan duka. Perasaannya sulit digambarkan, campur aduk rasanya. Yang pasti, insya Allah, saya senang bertugas,” jelasnya.

Daiyyah Persistri Kota Bandung itu menceritakan pengalamannya ketika harus menemani jemaah lansia di kamar tidur, karena jemaah sekamar lainnya pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat wajib.

“Saya harus menyuapi dan mengurus kebutuhan lainnya,” ungkap Fauziah.

Untuk menghilangkan rasa jenuh, Fauzi juga mengajak jemaah yang diurusnya untuk jalan-jalan sore sambil kemudian melaksanakan sholat Maghrib berjamaah di Masjid Nabawi. Terutama karena jemaah tersebut baru pertama kali berada di Tanah Suci.

“Permintaan itu pun datang dari jemaah, mereka meminta untuk diajak ke Masjid Nabawi, mereka ingin melihat dan merasakan sholat di Masjid Nabawi,” paparnya.

Akhirnya, permintaan jemaah itu dipenuhi, dengan berkoordinasi dengan petugas lainnya dan petugas kesehatan kloter, ia membawa jemaah menggunakan kursi roda menuju Masjid Nabawi.

“Saya dan petugas lainnya membawa jemaah lansia jalan-jalan sore sambil menunggu waktu Maghrib tiba,” tambahnya.

Mengapa sore? Menurutnya, sore adalah waktu yang tepat karena tidak terlalu panas. Setelah sholat Maghrib selesai, mereka kembali ke hotel, hal ini untuk menjaga kesehatan jemaah lansia.

“Alhamdulillah, para jemaah merasa bersyukur bisa menikmati sekitar masjid dan melaksanakan sholat Maghrib berjamaah di Masjid Nabawi,” kata seorang jemaah kepada Fauziah.

Selama bertugas, Fauziah belum mendapat makian atau perkataan kasar dari jemaah. Bahkan, mereka merasa berterima kasih dengan adanya petugas haji.

“Terima kasih ya, sudah selalu perhatian dan membantu ibu selama di Madinah. Kalau tidak ada engkau, siapa yang akan mengurus ibu,” tambahnya.

Setelah mengantar jemaah berkeliling sekitar masjid dan melaksanakan sholat Maghrib berjamaah, Fauzi juga merasa bahagia. Lelahnya seketika sirna. Dia merasa tugasnya hari itu sangat berkesan, membantu sang nenek tetap bisa menjalankan ibadah sholat wajib Maghrib berjamaah di Masjid Nabawi.

“Harapannya, apa yang saya berikan kepada jemaah haji dengan sabar, jujur, tulus, dan ikhlas menjadi amal ibadah yang berlimpah,” tutupnya.

Diketahui, selama bertugas, ia selalu berkoordinasi dengan petugas lainnya, antara lain TKHI Ners Rizka Fitri Yunita, Ners Deni Jaelani, PHD Kesehatan: drg. Ambar Hardiani Widjajanti, MKM, dan PHD Umum: Muhamad Jalaludin. []

 

* Dari Madinah, Henri persis.orid tim MCH melaporkan

 

Reporter: Reporter Editor: admin