Inspirasi Ramadhan ke-18: Jangan Tunda Kebaikan

oleh Reporter

09 April 2023 | 05:54


عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: أَخَذَ رَسُولُ اللهِ ﷺ بِمَنْكِبَيَّ، فَقَالَ: “كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ “وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ: إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ المَسَاءَ. وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ. رَوَاهُ البُخَارِيُّ.

Dari Ibnu ‘Umar RA berkata: Rasulullah SAW memegang kedua pundakku, lalu bersabda, “Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau seorang musafir.” Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Jika kamu memasuki sore hari, maka jangan menunggu pagi hari. Jika kamu memasuki pagi hari, maka jangan menunggu sore hari. Manfaatkanlah sehatmu sebelum sakitmu, dan hidupmu sebelum matimu.” (HR. Bukhari, no. 6416)
 
Dunia hanyalah sementara, jangan tunda-tunda kebaikan. Ibnu Rajab al-Hanbali berkata, “Dunia bagi seorang mukmin bukanlah negeri untuk menetap, bukan tempat tinggal permanen".

Hendaklah seorang mukmin bersikap seperti pada salah satu keadaan: (1) seorang gharib (orang asing), tinggal di negeri asing, ia semangat mempersiapkan bekal untuk kembali ke negeri tempat tinggal sebenarnya; (2) seorang dalam perjalanan (musafir), tidak menetap di suatu tempat, tapi terus melakukan perjalanan siang dan malam menuju ke negeri tempat tinggalnya.

Sehingga Nabi SAW mewasiatkan Ibnu ‘Umar RA agar hidup di dunia seolah-olah kita menjadi salah satu dari dua keadaan ini. (Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2:378)

Wassalam,

Penulis: Dr. KH. Haris Muslim, Lc. (Sekretaris Umum PP PERSIS)

Reporter: Reporter Editor: admin