Makkah, persis.or.id - Pada musim haji tahun 1445 H, Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Umroh (KBIHU) Persatuan Islam (Persis) menangani beberapa Kabupaten yang jemaahnya bisa digabungkan kedalam kloter melalui mutasi ke Kota Bandung atau ke Kabupaten Bandung. Sebagian lagi berangkat dari masing masing kabupaten kota sehingga terbagi ke Penerbangan gelombang pertama Jakarta-Madinah dan gelombang kedua Jakarta-Jeddah-Mekkah.
“Ditambah DKI Jakarta 57 orang jamaah dan Banten 16 orang jemaah,” kata Ketua Bidang Garapan Bimbingan Haji Umroh (Bimhajum) PP Persis, Ustaz Asep Ihsan Taufiq kepada persis.or.id, di Makkah, Kamis (20/6/2024).
Jemaah Haji gelombang pertama yang diberangkatkan tiba lebih awal di bandara Madinah tingal selama 8 hari di Kota Nabi tersebut. untuk selanjutnya diangkut ke Mekkah dengan menggunakan bis antar kota, melaksanakan Ihlal Ihrom Umroh di Bir Ali kemudian Melaksanakan Thawwaf Qudum di baitullah, selanjutnya tinggal selama 30 hari di Hotel sekitar Masjidil Harom kota Mekkah Al Mukarromah tepatnya di sektor 6 Jarwal.
Sedangkan Jamaah Haji yang termasuk gelombang kedua, lanjut Ustaz Asep, tiba di bandara King Abdul Aziz Jeddah melaksanakan Ihlal Ihrom Umrohnya di Pesawat ketika melintas di Garis Hazwa Yalamlam.
“Untuk selanjutnya diangkut ke Mekkah dengan menggunakan bis antar kota kurang lebih dua jam perjalanan, kemudian tinggal selama 30 hari di sekitar Masjidil Harom kota Mekkah Al Mukarromah tepatnya di sektor 7 Tayseer dan sebagian di sektor 6 Jarwal,” tambah Ustadz Asep Ihsan yang akrab disapa Abah Asep.
Ia menambahkan, keberadaan kloter-kloter jamaah Haji Persis di Mina, berada dibeberapa maktab, dan jaraknya cukup jauh terutama Maktab 72 KBB dan 73 Kota Bandung jauh lokasinya dari kloter KJT 26 dan yang lainnya bahkan terbatasi Arus pejalan kaki bolak balik jamarot (yang berpagar kawat), sehingga kalau mau ke Tenda yang lain harus menyebrangi arus Manusia yang sedang berjalan ke dan dari Jamarat, untuk mencapai sebrang jalan harus mutar beberapa ratus meter.
“Seluruh Jamaah haji KBIHU PERSIS dipimpin oleh Pembimbing Utama Ust H. Nana Supriatna. Dan secara teknik perjalanan selama hajian dikoordinasikan oleh Kordinator Utama H. Tatan Ahmad Santana,” ungkapnya.
Saat puncak pelaksanaan haji tahun 1445 H yaitu pada prosesi ibadah Haji Arofah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) dimulai dari Yaumut-tarwiyah tanggal 8 Dzulhijjah 1445 H yang jatuh pada hari selasa tanggal 14 Juni 2024 M, seluruh Jamaah haji diangkut dengan Bis taraddudi ke tenda masing masing sesuai nomor maktab yang menaunginya.
“Alhamdulillah, sebagian besar jemaah haji Persis dapat melaksanakan Tarwiyah kecuali JKS 58 Kota Cimahi sebanyak 13 orang yang dikelola oleh maktab 46 dimana maktab tersebut membatasi quota program tarwiyahnya,” papar Ustaz Abah Asep.
Hal ini karena maktab tersebut tidak memberi izin, jamaah haji kita pindah maktab lain dalam pelaksanaan tarwiyahnya. Demikian juga pihak kloter tidak mengizinkan bila tarwiyah di maktab lain khawatir tidak bisa masuk Arofah karena terjaring screening kartu nusuk (smartcartd)
Selanjutnya, pada tanggal 9 Dzulhijjah melaksanakan Wuquf di ‘Arofah mulai tergelincir matahari (ba’da Zawal) sampai dengan Matahari terbenam,Maghrib, inilah puncak dari ibadah Haji (Al Hajju ‘Arofah). Seluruh Jamaah Persis Alhamdulillah dapat melaksanakan wuquf sebagaimana mestinya, meski tidak bisa terpusat pada satu tenda karena perbedaan maktab.
Selanjutnya, ujar Ustaz Abah Asep, awal tanggal 10 dhulhijjah (ba’da Magrib) jemaah diangkut menuju Mudzdalifah untuk mabit sampai Shubuh sebagian dari jamaah yang lansia, Resti dengan berbagai pertimbangan diikutkan kepada program Haji Indonesia skema murrur (hanya lewat di mudzdalifah tanpa mabit).
Henri Lukmanul Hakim, [6/21/2024 10:47 AM]
Tanggal 10 Dzullhijah seluruh jemaah dikuras tenaganya dari mulai perjalanan Mudzdalifah ke tenda Mina yang diangkut oleh bus Taraddudi Maktab, menyimpan barang dan istirahat sebentar untuk selanjutnya segera melakukan perjalanan ke Jamarot untuk melempar Jumroh Aqobah sebelum ada larangan dari maktab untuk bisa keluar tenda.
“Afdoliah melempar jumrah Aqobah tanggal 10 Dzulhijjah adalah waktu dhuha meskipun waktu melempar cukup panjang dari mulai dhuha sampai maghrib,” imbuh Ustaz Abah Asep.
Sedangkan kloter KJT 26 Kab Bandung dan sebagian besar kloter kloter lainnya, dapat menyelesaikan lempar jumroh Aqobah rata rata di tengah terik hari jam 10.00 WAS dimana cuaca sangat panas mencapai 47 derajat selsius. Dengan menempuh perjalanan dari maktab yang terjauh sekitar masjid Kwaity berjarak 2 km ke mulut terowongan pertama arah alur Jamarat kemudian 2 km lagi menuju Jamarat. selanjutnya masih harus berjalan kaki menuju titik penjemputan di Ghazalah Syisyah sekitar 3 km sehingga waktu Ashar tiba, jamaah baru bisa terangkut seluruhnya menuju titik antar yang cukup jauh pula jarak antara titik antar ke Ka’bah di Masjidil harom untuk melaksanakan Ifadhoh sehingga masih harus berjalan sekitar 2 km lagi, lengkap sudah perjuangan hari itu dengan pulang jalan kaki dari Ka’bah ke Jarwal dengan jalan kaki 2 km lagi, kemudian beristirahat di hotel sebelum penjemputan dari hotel ke Mina.
“JKS 61 dengan berbagai pertimbangan banyak yang resti dan sebelumnya telat datang ke Mina pada pagi hari maka memutuskan untuk menunda ifadhoh sampai tanggal 13 Dzulhijjah,” tambah dia.
Pada tanggal 11 Dzulhijjah sebagian besar jamaah melaksanakan Melempar Jumroh Ula, Wustho dan Aqobah sesuai waktunya yaitu ba’da Zawal sampai maghrib, tetapi karena cuaca pada waktu itu sangat ekstim, maka terjadi perubaha aturan tiba tiba, seluruh Maktab Indonesia melarang Jamaah haji keluar tenda untuk melaksanakan lempar jumroh sejak jam 11.00 sd jam 16.00 WAS sehingga ada kekhawatiran adanya aturan yang tiba tiba seperti itu, jamaah resti, lansia sudah kepayahan, dan jamaah lain banyak yang traumatik bila kembali terulang jalan kaki di terikmatahari Mina-Ghazalah ditambah macet dimana mana.
Sedangkan pada tanggal 12 esok harinya ditentukan Maktab rata rata bus terakhir pada jam 11.00. maka sebagian Kloter mengambil Rukhshoh Jama takdim lontar jumroh tanggal 11 dan 12 pada tanggal 11, dan yang sudah kemagriban di Jamarot melaksanakan Jumrohnya ba’da magrib untuk tanggal 12.
Meskipun demikian, papar dia, ada pula yang mempertahankan untuk berjuang melaksanakan lempar Jamarot pada tanggal 12 Dzulhijjah sesuai waktu yang ditentukan yaitu Ba’da Zawal, dengan mengabaikan Bis jemputan maktab Mina-Mekkah yang waktu penjemputannya jam 11.00 (WAS).
Mereka adalah 12 orang yang cukup fit dan 4 orang dengan kondisi Jalan pelan sampai ke batas kemampuan diteruskan dengan menyewa jasa dorong roda dan ada yang memakai Ojeg dengan ongkos rata rata 150 Riyal. 16 jamaah tersebut adalah bagian dari dari jamaah Kloter JKS 10 KBB yang sebagiannya telah melaksanakan Lontar jumroh Jama Taqdim.
“Dengan penuh perjuangan di bawah terik matahari yang menyengat kepanasan dan kehausan perbekalan air minum yang tak mencukupi akhirnya sampai juga ke titik jemput, dan segera Kebahagiaan terpancar dari wajah wajah pejuang gigih ini,” tandasnya.
Ustaz Abah Asep sangat bersyukur dengan mengucap alhamdulillah, karena disela-sela tugasnya sebagai Konsultan Ibadah PPIH Arab Saudi 2024, masih dapat membersamai Jemaah haji Persis dalam prosesi Armuzna sampai pada Prosesi Nafar Awwal 12 Dzulhijjah masa haji tahun 1445 H. Alhamdulillahirobbil ‘Alamien.
Dengan demikian seluruh Jamaah Persis yang dikelola KBIHU Persis Bandung dapat menyelesaikan Ibadah Haji sampai dengan Nafar Awwal kecuali seorang yang tercecer mulai tanggal 10 Dzulhijjah terpisah dari rombongan baru ditemukan tanggal 12 Dzulhijjah sudah berada di Hotel, Kemudian diantar untuk melempar Jumroh untuk tanggal 11 dan 12 Jama Takhir.
Pelaksanaan Ifadhoh bagi Rombongan yang belum melaksanakannya dilakukan mulai sore hari tanggal 12 Dzulhijjah, dan yang Resti dan lansia diantar oleh teman rombongannya yang sehat berangsur sesuai kemampuan sampai sore ini tanggal 13 sedang berlangsung Ifadoh bagi jamaah tersebut.
Kecuali bagi beberapa orang yang masih dalam perawatan dan beberapa wanita yang haid, maka ifadhohnya ditangguhkan sampai sehat dan suci dari haid.
“Penyembelihan Hadyu sejumlah 554 orang jamaah Haji Persis dan Petugas PPIH Sumber Daya Insani Persis dilakukan mulai tanggal 11 Dzulhijah sebanyak 185 ekor dan sekurangnya disembelih di hari kedua tanggal 12 Dzulhijjah dan pada tanggal 13 Dzulhijjah dengan disaksikan oleh Karom, korda dan Karu serta sebagian jamaah yang kuat,” tutupnya.
Dari Makkah, Henri persis.or.id tim Media Center Haji (MCH) 2024 melaporkan.