Kabidjam PP PERSISTRI: Catat, Ini Barang Jemaah Haji Wanita yang Perlu Dibawa ke Tanah Suci

oleh Henri Lukmanul Hakim

08 Mei 2025 | 14:45

Ketua Bidang Jamiyyah (Kabidjam) Pimpinan Pusat Persatuan Islam Istri (PP PERSISTRI) , Dr. Hj. Titin Suprihatin

Bandung, persis.or.id - Ketua Bidang Jamiyyah (Kabidjam) Pimpinan Pusat Persatuan Islam Istri (PP PERSISTRI) , Dr. Hj. Titin Suprihatin, mengimbau agar para calon jemaah haji khususnya jemaah haji wanita ataupun ibu-ibu untuk tidak membawa barang bawaan secara berlebihan.


Para calon jemaah haji yang akan berangkat ke tanah suci diingatkan untuk tidak membawa barang dari tanah air secara berlebihan dan meninggalkan yang tidak perlu.


“Hal ini penting terkait dengan kebijakan maskapai penerbangan yang berlaku umum untuk penerbangan internasional, perhatikan berat barang bawaan dan barang yang tidak boleh dibawa," ujar Dr. Titin, Kamis (8/5/2025).


Selain itu, Dr. Hj. Titin yang memiliki pengalaman menjadi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Layanan konsulan Ibadah (Konbad) Daerah Kerja (Daker) Mekkah pada 2024 lalu menyampaikan, agar jemaah membawa barang bawaan yang sekira penting saja.


“Barang yang tidak perlu jangan dibawa. Karena nantinya akan merepotkan Jemaah ketika sudah berada di Tanah Suci,” tambah dia.


Ia menegaskan, bawalah barang bawaan yang sudah yang sudah ditentukan oleh pembimbimg haji.


Titin menyebutkan beberapa barang bawaan, untuk pakaian di Tanah Suci bawa baju Ihrom, baju atasan (non ihram), rok panjang atau celana, baju tidur, hijab panjang (minimal 2 buah).


Selain itu, kaos kaki, pakaian dalam, disposable panties (bawa sesuai kebutuhan), pantyliners (bawa sesuai kebutuhan, pembalut (sesuati kebutuhan), dan jaket atau celana untuk tidur.


“Semua ini untuk mengantisipasi ruangan kamar tidur yang terlalu dingin karena pendingin ruangan (AC) yang terlalu besar,” ujar dia.


Selain itu, lanjut Titin, selama di Tanah Suci gunakan baju yang simpel, tidak berlebihan. Mengingat di Tanah Suci saat ini memasuki musim panas. Ia juga menyarankan, ketika ke Raudhoh Masjid Nabawi mengenakan gamis berwarna hitam.


“Dan ini yang terpenting, ketika saat thawaf, jangan menggunakan baju gaun seperti akan pergi ke undangan, khawatir akan tersangkut-sangkut orang lain,” ungkapnya.


Hal lain yang perlu diperhatikan, untuk jemaah haji wanita, selama di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna), ia meminta, sebaiknya mengenakan celana panjang supaya aurat lebih terjaga baik saat duduk di tenda, saat naik-naik ke tempat yang berbukit, maupun saat tidur. Dan tetap mengenakan kaos kaki. Celana panjang tersebut bisa berupa pakaian luar maupun pakaian dalam yang di luarnya ditutup lagi dengan rok.


Terakhir Dr. Hj. Titin berpesan, hindari membawa barang-barang yang tidak terlalu penting untuk meminimalisir beban barang bawaan. Dan juga pada akhirnya, barang yang kita bawa tidak berguna ketika di Tanah Suci.


“Sebelum berangkat, baiknya konsultasikan kembali dengan pembimbing haji terkait barang yang akan kita bawa ke Tanah Suci,” tutupnya.

BACA JUGA:

Tips Pelaksanaan Ibadah Haji (1)