Madinah, persis.or.id - Demensia yang dialami jemaah haji usia lanjut (lansia) dipicu dari beragam penyebab. Di antaranya kekurangsiapan jemaah lansia untuk perjalanan jauh.
“Terutama yang berangkat tanpa pendamping, stres karena pertama kali naik pesawat, duduk dalam waktu lama bukan dengan keluarga, menahan haus, lapar dan buang air kecil,” hal ini dikatakan Kepala Seksi (Kasi) Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja (Daker) Madinah, dr. Karmijono melalui sambungan WhatsApp, Senin (20/5/2024).
Ia menanambahkan, pemicunya banyak. Lansia mungkin mengalami ketakutan di pesawat tapi mereka tidak mengungkapkan perasaannya sehingga membuat lansia stres dan memicu munculnya demensia.
“Kemampuan berpikir dan adaptasi lansia yang cenderung menurun,” ujarnya.
Hal ini bisa berpengaruh terhadap daya adaptasi dan fleksibilitas terhadap lingkungan baru.
“Mereka sulit mengatasi masalah. Untuk penyebab pastinya tergantung kepada jenis demensia. Karena ini sindroma otak progresif.
“Terlihat dengan gejala memori, perubahan perilaku, dan lain-lain. Tapi sebenarnya bergantung juga pada kepribadian sebelumnya masing-masing lansia,” tambahnya.
Menurutnya, lansia yang memiliki penyakit organik sebelumnya seperti gula, atau hipertensi juga berisiko untuk alami demensia terutama bila tidak rutin minum obat.
Dia hanya menekankan kepada masyarakat yang memiliki keluarga lansia yang akan berangkat berhaji untuk mempersiapkan mental orangtua jauh-jauh hari,” papar dr. Karmijono
Mereka diajak bersosialisasi dengan rekan-rekan satu rombongannya agar sudah mengenal sejak di tanah air.
“Pada saat manasik dan bimbingan seharusnya lansia sudah disiapkan mentalnya. Diberitahu bahwa akan melakukan perjalanan jauh. Diakrabkan dengan rekan satu rombongannya. Jika sudah ada kenalan sebelum perjalanan, mereka kemungkinan tidak akan stres karena ada teman bicara,” urai Karmijono.
Untuk jemaah lansia, dia mengingatkan untuk tidak segera melaksanakan ibadah saat tiba di tanah suci. Istirahat dulu, dan makan makanan yang bergizi. Jika mereka memiliki barang-barang pribadi yang bisa membuat nyaman, dibawa serta. Keluarga pendamping atau rekan sekamar diminta untuk sering-sering menyapa dan mengajak berbincang.
“Mereka sensitif. Ketua rombongan sebaiknya menciptakan suasana kelompok yang saling mendukung sehingga lansia tidak merasa sendiri,” tandasnya.
Berikut data kasus terbanyak Rawat Jalan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia
1. Hipertensi Esensial
2. DM
3. Dimensia
4. Demam
5. Dispepsia
* Penyakit Terbanyak Rawat Inap:
1. Hipertensi esensial
2. DM
3. Hipertensive Heart Disease
4. Dimensia tdk spesifik
5. Gangguan elektrolit.
Dari Madinah, Henri persis.or.id anggota MCH Melaporkan.