Aliran dan haluan radikal dari ibnu Taimiyah dan Ibnul Qoyyim, sikap keperwiraan dari Muhammad bin Abdul Wahhab, sejarah kepahlawanan dari mujahid besar Azza'im Djamaluddin Al Afgany yang penuh dengan kegiatan revolisioner itu, ketekunan dan kesungguhan dari Al-Ustadz Imam syaich Muhammad Abduh dan Muhammad Rasyid Ridla, ketangkasan dan ketegasan sikap, ucapan dan perbuatan dari Abdurrahman Al-Alkawakiby, gerakan dan faham yang dilancarkan oleh Al Manar di Mesir, sebutir terang yang dipancarkan oleh Al Urwatul wustqa di Paris dibawah pimpinan Djamaluddin dan Abduh yang menjadi mercusuar dari kebangkitan alam Islami, semua itu telah membentuk faham, telah menjadi inspirasi dan aspiras, kodrat penggerak bagi Persatuan Islam dalam menyemaikan dan meratakan faham Al-Qur'an dan As-sunnah di Indonesia.
Memang aliran dan faham yang dikembangkan oleh para Mujahidin itu adalah laksana "bunga api" yang berterbangan dan hinggap diseluruh alam Islami, terbang dan hinggap diatas bumi Indonesia.
Pernah kaum Muqallid menjual fitnah berbisa mengatakan bahwa: "Muhammad abduh sewaktu meninggal lidahnya terulur panjang keluar".
Ucapan yang keluar dengan niat menghina itu harus kita artikan secara simbolik:
"Memang setelah Muhammad Abduh wafat, lidahnya (seluruh faham dan perjuanganya) telah meluas keseluruh bangsa dan benua, sampai ke tanah Indonesia.
Semua itu telah membawa pesan agung kepada kaum Muslimin, agar mereka kembali kepada Pimpinan Al-Qur'an dan As-Sunnah.
KH. M. Isa Anshary