Muktamar Persis XV yang diselenggarakan Di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta dihadiri ribuan anggota simpatisan Persis, tamu undangan dan dibuka oleh Wakil Presiden RI M. Jusuf Kalla.
Pada pembukaannya, ketua umum Persis Prof. M. Abdurrahman sempat mengangkat jihad yang saat ini ramai diperbincangkan oleh masyarakat Indonesia dan dunia yang identik dengan terorisme dan kekerasan.
“Jangan takut mendengar Jihad di Persis. Malah harus gembira karena ini program yang mempersatukan Islam.” tutur KH. M. Abdurrahman dihadapan sekitar 15000 orang yang hadir di acara Muktamar.
Jihad di Persis menurutnya merupakan program organisasi untuk menghadapi tantangan dakwah. Ada lima program jihad di Persis, yaitu Jihad Tarbiyyah, Jihad Dakwah, Jihad Ekonomi, Jihad Peradaban,dan jihad Politik.
Terkait dengan jihad Tarbiyyah, menurutnya pendidikan di Indonesia masih lemah, karena itu memerangi kebodohan menjadi kewajiban Persis.
Selanjutnya jihad dalam bidang dakwah. Tanah air Indonesia yang begitu luas menjadi tantangan bagi dai Persis. Persis telah mengirimkan dai ke daerah terpencil untuk memelihara NKRI.
Sedangkan jihad dalam bidang Iqtishadiyyah atau ekonomi, Persis ingin berjihad membangun ekonomi umat bersama dengan Negara.
Pada jihad peradaban Persis ingin mengembangkan peradaban Islam di Indonesia. “Akhlak Islam harus melandasi masyarakat di Indonesia. Sehinga Islam phobia tidak boleh ada di Indonesia ini, Apalagi kebencian dan anti terhadap Islam. Karena NKRI ini dibangun oleh umat islam dan para ulama.” Kata KH M Abdurrahman.
Terakhir jihad dalam bidang politik. Indonesia dibangun atas dasar politik. Bahkan beberapa pendahulu Persis turut terlibat dalm pembentukan NKRI.
Kelima jihad ini menurut KH M Abdurrahman sebagai bentuk Bela Negara yang selama ini ramai didengungkan oleh pemerintah