Di Berbagai Media Nasional Maupun Internasional, berita mengenai Korea Utara ( Korut ) dan Amerika Serikat ( AS ) menjadi topik yang banyak dan sering diulas. Hubungan yang sedang memanas disertai dengan ancam-mengancam antara kedua negara. Bahkan, ancaman perangpun tidak gugup lagi untuk diucapkan.
Ketegangan antara Korea Uatara dan Amerika Serikat menemukan momentumnya ketika Korea Utara untuk kesekian kalinya akan melakukan Percobaan Nuklir. Bagi Korea Utara Senjata Nuklir sudah seperti “Ideologi” karena telah diabadikan dalam konstitusi yang ditetapkan pada tahun 2012. Senjata mengerikan itu kini membuat Korut ibarat “pil racun” bagi Amerika Serikat ( AS ) jika berani mengusik rezim Kim Jong-un yang berkuasa di Pyongyang.
Korut percaya senjata Nuklir sebagai cara untuk menciptakan keamana yang lebih besar yang memungkinkan mereka untuk mempengaruhi keamanan kawasan. Selain itu, kemampuan senjata Nuklir adalah satu-satunya hal yang membedakan Korut dengan Korea Selatan, dan kompetisi antar-korea yang mendalam. Ini adalah satu-satunya dimana Korut unggul diatas, sehingga mereka harus menyimpan senjata-senjatanya. Dikutip dari Sindonews.com ( 17/04/2017 )
Kicauan Provokatif
Kondisi ini diperkeruh dengan berbagai pernytaan dari kedua belah pihak yang bernuansa provokatif. Seperti pernyataan Trump “ Korut adalah masalah dan masalah akan diurus” Dikutip dari Sindonews.com ( 14/4/2017). Ancaman AS semakin nyata, dibuktikan dengan pamer kekuatan. Militer negeri itu menjatuhkan Bom Nuklir terbesarnya MOAB diprovinsi Nangarhar, Afganistan dengan target sistem terowongan ISIS.
Selain itu, ketegangan disemenanjung Korea meningkat setelah gugus tumpul AL Amerika Serikat yang dipimpin kapal Induk USS Carl Vinsion diperintahkan bergerak ke wilayah barat Samudera Pasifik. Digesernya gugus tempur Carl Vinsion ini digambarkan sebagai sebuah provokasi awal dan sinyal ajakan perang untuk Korut. Al Amerika Serikat mengerahkan dua kapal perusak yang dipersenjatai rudal tomahawk kewilayah itu. Salah satu kapal tersebut dikabarkan berada dalam jarak kurang dari 500 kilometer dari lokasi Uji Coba Nuklir.
Ketegangan itu semakin diperpanas dengan pernyataan Wakil Menteri Luar Negri ( Wamenlu ) Korea Utara Han Song-Ryol mengatakan “ Ameriak Serikat ( AS ) dan President Donal Trump telah membuat masalah di semenanjung Korea. As mengirimkan kapal Induknya ke wilayah itu dan berpartisipasi dalam latihan perang terbesar yang pernah dilakukan dengan militer korea Selatan ( Korsel ). Dikutip Dari Sindonews.com ( 14/4/2017 )
Selain itu, Han juga mengatakan “ kami pasti tidak akan menjaga lengan kami dalam menyeberangi dan menghadapi serangan pre-emptive AS. Trump selalu membuat provokasi dengan kata-kata yang agresif. Ini bukan DPRK tetapi AS dan Trump yang membuat masalah. Tegasnya sembari menambahkan jika situasi di semenanjung Korea Sekarang Seperti Lingkaran Setan”
Amerika Serikat Alami Kecemburuan Nuklir
Hubungan yang kian memanas antar dua negara tentunya merambah kepada negara-negara disekitar korea Utara. Seperti halnya Korea Selatan dan Cina, AS mencoba mempengaruhi Korea Selatan sebagai negara sekutunya untuk membantu mencegah uji coba nuklir korut yang kesekian kalinya. Itu dibuktikan dengan penghentian impor dari Korut ke Korsel.
Rasanya sudah tidak heran apabila AS melakukan berbagai cara untuk mengentikan atau bahkan memborbardir negara yang memiliki potensi nuklir yang luar biasa. Seperti halnya yang pernah AS lakukan Ke Irak tahun 2003. Bagaimana Irak diluluh lantahkan dan dibumi hanguskan oleh rudal-rudal dan bom-bom yang maha dahsyat.
Rakyat Irak harus merasakan dentuman Bom yang dijatuhkan tentara Amerika Serikat kerumah-rumah mereka. Merelakan anak-anak dan bayi mereka meregang nyawa oleh peluru dan pecahan granat. Bahkan sampai kini, rakyat Irak harus tertatih memungut serpihan-serpihan harapan yang terserah dikota-kota mati.
Tidak hanya irak. Negara iranpun dikala dinahkodai Ahmad Dinejad tidak luput dari ancaman AS. Iran yang memiliki Potensi dan proyeksi nuklir seolah mengusik dan menjadi ancaman bagi AS. Negara adidaya ini seolah terjangkit penyakit Kecemburuan Nuklir. Merasa Iri akan potensi Nuklir negara lain.
Sebab Korut Tidak Gentar Hadapi Acaman AS
Permasalah Antara AS dan Korut menjadi sangat menarik dengan melihat keberanian Korut yang tidak gentar dengan sejarah AS atas negara-negara lain yang sama-sama memiliki potensi nuklir. Seolah sejarah itu tidak ada apa-apanya untuk korut. Tidak hanya itu, korutpun tidak gentar dengan ancaman persekutuan AS dengan negara lainnya.
Sehingga menjadi sebuah tanya. Apa sebenarnya yang menyebabkan Korea Utura tidak gentar terhadap berbagai ancaman dari AS ?
Prinsip Negara
Korea utara adalah negara yang menyatakan secara sepihak sebagai negara Juche ( percaya dan bergantung kepada kekuatan sendiri ). Pemujaan kepribadian terhadap Kim II-sung dan Kim Jong-il dilakukan secara terorganisir.
Pemimpin Yang Disegani
Selain itu. Korea itu merupakan negara yang dikenal sangat tertutup didunia. Pemimpinnya yang sangat diktator, Kim Jong-un juga selalu menjadi Kontroversial. Salah satu kekejaman Kim Jong-un yang paling mengerikan adalah ketika menghukum menteri pertahanannya. Ia menghukum mati orang yang setia itu dengan tembakan meriam. Kekejaman korea uatara ini membuat banyak orang jadi ketakutan. Tidak hanya warganya sendiri. Bahkan dunia internasional.
Anggota Militer Terbesar
Korea utara memiliki anggota militer terbesar ke empat terbesar didunia. Saat ini korea utara memiliki sekitar 24 juta penduduk. Dari jumlah itu ada 1.3 juta orang yang dijadikan tentra aktif. Selain tentara aktif, ada juga sekitar 4 juta orang yang siap berperang jika dipanggil. Artinya ada sekitar 5 juta tentara yang siap membela negara yang dipimpin Kim Jong-unMemiliki Nuklir Maha Dahsyat
Yang lebih menakutkan, Korea Utara memiliki nuklir yang terus diproduksi dengan rahasia dan tidak terdata oleh amerika sendiri. Sebuah info menunjukan jika senjata nuklir mampu menjangkau wilayah Di Amerika, Jepang, Cina dan beberapa sekutu Amerika di Asia.
Oleh karena itu, Korut merupakan negara kuda hitam yang tidak hanya disegani oleh AS dan sekutunya akan tetapi negara-negara lainnya juga ikut segan. Walaupun secara teritorial negara korut tidak begitu luas akan tetapi loyalitas dan nasionalisme rakyatnya kepada negara dan pemimpin tidak perlu lagi dipertanyakan karena nyawa sudah menjadi taruhannya.
Mendiang President AS Ronald Reagan pernah mengatakan bahwa korut adalah mahluk yang langka yang masih tersisa diplanet ini. Negara yang mengandung sejuta mistri dan tanda tanya dengan segala ketertutupannya. Negara ini merupakan Bom Waktu bagi negara yang menjadi lawannya. Menunggu Kejutan-kejutan apa yang akan dilakukan oleh Korut merupakan Sebuah Narasi yang menarik untuk selalu diamati.
***
Penulis: Ilham Nur Hidayatullah (Wakil Ketua PW Hima Persis DKI Jakarta)