Saudi Arabia, UAE dan Kuwait telah menyerukan kepada warga negaranya untuk tidak bepergian ke Lebanon serta meminta kepada mereka yang masih berada di Lebanon untuk keluar Negara tersebut secepatnya.
Seperti dikutip dari kantor berita resmi Saudi Arabia , SPA (09/11/2017), “Dikarenakan situasi di Republik Lebanon, sumber resmi kemenlu menyatakan bahwa warga Arab Saudi yang tengah berkunjung ke Lebanon atau bertempat tinggal di sana diminta untuk meninggalkan negara tersebut sesegera mungkin.”
“Pihak kerajaan menyarankan kepada seluruh warga negaranya untuk tidak bepergian ke Lebanon.”
Hanya beberapa jam kemudian, Kuwait dan UAE juga menyerukan hal yang sama kepada warga negaranya.
Bahrain – salah satu sekutu Saudi Arabia – sebelumnya telah memerintahkan warga negaranya untuk meninggalkan Lebanon, seiring dengan hal tersebut kemenlu Bahrain menerbitkan travel advisory yang menyebutkan “pertimbangan keamanan” sebagai alasannya.
Lebanon ada di dalam kondisi genting setelah pengunduran diri mendadak yang dilakukan oleh Perdana Menteri Hariri, yang mengumumkan pengunduran dirinya ketika sedang berkunjung ke Arab Saudi sabtu lalu (04/11/2017).
Dalam pengunduran dirinya, Hariri secara implisit menyalahkan Iran dan sekutu Lebanonnya, Hezbollah, sebagai penyebab pengunduran dirinya. Dalam pidatonya, ia mengatakan bahwa ia mencurigai bahwa ada skenario yang dirancang untuk menghabisi dirinya.
Ayahnya, Rafik Hariri yang sebelumnya juga menjabat sebagai Perdana Menteri Lebanon, dibunuh dalam sebuah serangan bom di tahun 2005. Banyak dari kalangan pendukung Hariri yang mengalamatkan kejadian pemboman itu kepada Hezbollah, yang justru menyangkal keterlibatannya.
Dalam pidatonya di Riyadh, Saad Hariri menyatakan bahwa Iran telah mempersiapkan situasi kekacauan dan kehancuran di negaranya serta mencampuri urusan dalam negeri Lebanon juga negara-negara arab lainnya.
Saat menyinggung Hezbollah yang didukung oleh Iran, Hariri menyatakan bahwa kaki tangan Iran telah mampu – melalui kekuatan senjatanya selama beberapa dekade belakangan – menghadirkan situasi serba salah di Lebanon.
“Mereka telah membangun negara di dalam Negara,” ujarnya. (*)