Hukum kita ditertawakan oleh bangsa sendiri dan kita tidak berusaha mengubahnya ?
Semula kami berharap antara orang tua, pendidik, dan pemerintah, demikian pula para hakim dapat memiliki pandangan dan nurani yang sama.
Ternyata tidak semua hakim memiliki pandangan dan nurani yang sama tentang tanggung jawab moral bangsa.
Perasaan sesak di dada sambil menahan air mata terus dirasakan selama mendengarkan pengucapan putusan.
Betapa tidak, argumen -argumen mengarah ke penolakan. Dan konklusinya, benar saja ditolak.
Rasa sesak di dada agak berkurang ketika disebutkan ada empat hakim yang menyatakan dissenting opinion. Salah satunya adalah ketua MKnya sendiri.
Tugas keluarga termasuk di dalamnya tugas seorang ibu menjadi lebih berat untuk membimbing, membina, dan mengawasi anak.
Tadinya berharap ada kerja sama dengan semua pihak, termasuk di dalamnya para hakim.
Tapi ternyata ada sebagian hakim yang berlepas tangan, tidak mau terlibat. Menyerahkan kepada kaidah sosial, kaidah agama, dan kaidah-kaidah lainnya, sementara kaidah hukum akan berdiri berlawanan menentang semua kaidah itu. (/Hj. Titin Suprihatin)