Menggugat Wakaf Karena Tidak Sesuai dengan Akad
oleh Reporter
•
01 September 2015 | 08:31
KEPUTUSAN XI
SIDANG DEWAN HISBAH 25-26 AGUSTUS 2015
TENTANG
MENGGUGAT WAKAF KARENA TIDAK SESUAI DENGAN AKAD
بسم الله الرحمن الرحيم
Dewan Hisbah Persatuan Islam setelah:
MENGINGAT:
Hadis-hadis Nabi SAW sebagai berikut :
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قال: كَانَ أَبُو طَلْحَةَ أَكْثَرَ أَنْصَارِيٍّ بِالْمَدِينَةِ مَالًا مِنْ نَخْلٍ، أَحَبُّ مَالِهِ إِلَيْهِ بَيْرُحَاءَ، مُسْتَقْبِلَةَ المَسْجِدِ، وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْخُلُهَا وَيَشْرَبُ مِنْ مَاءٍ فِيهَا طَيِّبٍ، قَالَ أَنَسٌ: فَلَمَّا نَزَلَتْ: {لَنْ تَنَالُوا البِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ} [آل عمران: 92]، قَامَ أَبُو طَلْحَةَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ اللَّهَ يَقُولُ: {لَنْ تَنَالُوا البِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ} [آل عمران: 92] وَإِنَّ أَحَبَّ أَمْوَالِي إِلَيَّ بَيْرُحَاءَ، وَإِنَّهَا صَدَقَةٌ لِلَّهِ أَرْجُو بِرَّهَا وَذُخْرَهَا عِنْدَ اللَّهِ، فَضَعْهَا حَيْثُ أَرَاكَ اللَّهُ، فَقَالَ: «بَخْ، ذَلِكَ مَالٌ رَابِحٌ، وَقَدْ سَمِعْتُ مَا قُلْتَ، وَإِنِّي أَرَى أَنْ تَجْعَلَهَا فِي الأَقْرَبِينَ»، قَالَ أَبُو طَلْحَةَ: أَفْعَلُ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَقَسَمَهَا أَبُو طَلْحَةَ فِي أَقَارِبِهِ، وَفِي بَنِي عَمِّهِ. (رواه البخاري، رقم الحديث: 2769)
Dari Anas bin Malik ra, ia berkata: Abu Thalhah adalah seorang Anshar yang paling banyak memiliki kebun kurma di Madina, kebun kurmanya yang paling ia sukai adalah yang berada di daerah Bairuha’ yang berhadapan dengan Masjid. Nabi saw masuk ke kebun itu dan menum dari air jernih yang ada di dalamnya. Anas berkata: Ketika turun ayat Alu Imran: 92, Abu Thalhah berdiri lalu berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah telah berfirman: Kalian tidak akan mendapat kebaikan sebelum kalian mendermakan sebagian dari apa-apa yang kalian sukai, sungguh hartaku yang paling saya sukai adalah yang ada di Bairuha’ itu, sekarang kebun itu saya sedekahkan(waqafkan) kepada Allah, saya mengharapkan kebaikan dan ganjarannya di sisi Allah, maka tentukannlah mengenai kebun itu menurut yang Allah tunjukkan kepada engkau wahai Rasulullah. Maka Rasulullah swa bersabda: “Wah...itu adalah kebun yang produktif, saya telah mendengar apa yang engkau katakan dan saya berpendapat hendaknya engkau bagikan kepada keluarga dekatmu”. Abu Thalhah berkata: Saya akan lakukan itu wahai Rasulullah. Lalu Abu Thalhah membagikan kebun itu pada keluarganya dan anak-anak pamannya. [H.R.Bukhari No.2769]
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: أَنَّ عُمَرَ بْنَ الخَطَّابِ أَصَابَ أَرْضًا بِخَيْبَرَ، فَأَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتَأْمِرُهُ فِيهَا، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنِّي أَصَبْتُ أَرْضًا بِخَيْبَرَ لَمْ أُصِبْ مَالًا قَطُّ أَنْفَسَ عِنْدِي مِنْهُ، فَمَا تَأْمُرُ بِهِ ؟ قَالَ: «إِنْ شِئْتَ حَبَسْتَ أَصْلَهَا، وَتَصَدَّقْتَ بِهَا» قَالَ: فَتَصَدَّقَ بِهَا عُمَرُ، أَنَّهُ لاَ يُبَاعُ وَلاَ يُوهَبُ وَلاَ يُورَثُ، وَتَصَدَّقَ بِهَا فِي الفُقَرَاءِ، وَفِي القُرْبَى وَفِي الرِّقَابِ، وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَابْنِ السَّبِيلِ، وَالضَّيْفِ لاَ جُنَاحَ عَلَى مَنْ وَلِيَهَا أَنْ يَأْكُلَ مِنْهَا بِالْمَعْرُوفِ، وَيُطْعِمَ غَيْرَ مُتَمَوِّلٍ. (رواه البخاري، رقم الحديث: 2737).
Dari Ibnu Umar ra, ia berkata bahwasanya Umar bin Khatthab pernah mendapatkan sebidang tanah dikhaibar, lai ia datang kepada Nabi swa minta pendapat beliau, ia berkata: Wahai Rasulullah, saya mendapat tanah di Khaibar, saya tidak penah mendapat tanah sebagus itu, apa yang engkau perintahkan tentang tanah itu ? Maka Rasulullah saw bersabda: “Jika engkau mau boleh engkau tahan (tetap memiliki) tanah itu dan engkau sedekahkan (wakafkan) hasilnya”. Maka Umar pun mensedekahkan(mewakafkan) hasilnya. Ia memberi syarat tidak boleh dijual, dihibahkan dan diwaritskan. Tetapi harus diwakafkan untuk membantu orang miskin, keluarga dekat yang membutuhkan, penegakan agama Allah, ibnu sabil dan memberikan makan buat tamu. Orang yang mengurusinya boleh memakan dan memberikan keluarga darinya dengan sewajarnya tetapi tidak boleh dimiliki. [H.R.Bukhari, No.2737]
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الْمُسْلِمُونَ عَلَى شُرُوطِهِمْ» (رواه أبوداود، رقم الحديث: 3594) ورواه البخاري تعليقا مجزما بلفظ: وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «المُسْلِمُونَ عِنْدَ شُرُوطِهِمْ».
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah saw: “Oarang-orang Muslim itu harus menjalankan syarat-syarat diantara mereka” [H.R.Abu Dawud, Hadits No.3594]
MEMPERHATIKAN :
- Sambutan dan pengarahan dari Ketua Dewan Hisbah KH.MuhammadRomli
- Sambutan dan pengantar dari Ketua Umum PP Persis yang diwakili oleh Ketua Bidang Tarbiyah KH. Aceng Zakaria
- Makalah dan pembahasan yang disampaikanoleh KH. Salam Rusyad
- Pembahasan dan penilaian dari anggota Dewan Hisbah terhadap masalah tersebut di atas.
MENIMBANG :
- Akad wakaf terdiri atas wakaf mutlak dan muqayyad.
- Penertiban administrasi wakaf hukumnya wajib.
- Fungsi wakaf untuk dimanfaatkan hasilnya dengan sebesar-besar kemanfaatan fi sabilillah.
- Sering terjadi waqif menggugat nadzir (mauquf ‘alaih) karena dianggap tidak sesuai akadnya.
- Perlu kejelasan dan ketegasan tentang hukum menggugat wakaf karena dianggap tidak sesuai akad (peruntukan).
Dengan demikian Dewan Hisbah Persatuan Islam
MENGISTINBATH :
1. Hukum menggugat penggunaan dan pengelolaan Waqaf Mutlaq adalah Haram.
2. Hukum menggugat penggunaan dan pengelolaan Waqaf Muqayyad yang dianggap tidak sesuai dengan akadnya adalah Mubah.