Menu Sajian Nusantara untuk Jemaah Haji Indonesia Selama Puncak Haji di Armina

oleh Reporter

23 Juni 2023 | 01:45

Jeddah, persis.or.id - Jamaah haji Indonesia selama fase puncak haji di Arafa –Muzdalifah–Mina (Armina) akan mendapatkan sejumlah menu siap saji.

Ada beragam menu yang dihidangkan. Antara lain mangut lele, rendang ayam, rendang daging, semur, dan gulai ikan.

Selain itu, ada juga sajian bubur kacang hijau, kacang merah, serta ketan hitam.

Sajian menu nusantara yang akan dihidangkan kepada jamaah haji Indonesia saat puncak haji itu disiapkan oleh Masyariq atau Muassasah.

Untuk memastikan cita rasa dan kualitas makanannya, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi melakukan uji rasa makanannya (meal test).

“Kita barusan melakukan meal test dengan pihak Masyariq untuk layanan konsumsi jemaah haji selama di Masyair, Arafah–Muzdalifah–Mina. Kita merasakan rasa makanan yang akan disajikan seperti apa,” terang Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latied di kantor Masyariq, Makkah, Senin (19/6/2023).

Hadir dalam kesempatan tersebut Dubes RI di Saudi Abdul Aziz, Irjen Kemenag Faelsa AH, Ketua PPIH Arab Saudi yang juga Direktur Layanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid, Direktur Bina Haji Arsad Hidayat, Direktur Pengelolaan Dana Haji Jaja Jaelani, Jubir Kemenag Anna Hasbie, serta Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam.

“Kita melihat ada nasi dan lauk pauk, ada rendang, ikan, mengut lele, dan lain sebagainya. Juga ada bubur kacang dan menu sarapan lainnya. Ini jenis makanan yang akan disajikan selama mereka di Masyair,” sambung Hilman.

Menu masakan yang diuji rasa adalah makanan siap saji. Jenis ini disiapkan agar lebih memudahkan saat pelayanan di Armina. Apalagi, kata Hilman, rasa makanan juga terjaga.

Terkait proses pendistribusiannya, Hilman mengatakan bahwa itu akan dilakukan oleh Tim Masyariq.

Menu lauk siap saji ini akan dipadu dengan nasi putih yang dikemas dalam kotak (box). Jamaah haji juga akan mendapatkan buah-buahan dan air mineral seperti yang didapat saat di hotel Makkah.

Hilman menambahkan, menu masakan siap saji ini merupakan produk Indonesia. Pihak masyariq selaku mitra Kemenag bekerja sama dengan perusahaan di Indonesia dalam proses penyediaannya.

“Kita perlahan dan terus bersemangat menjalin komunikasi dengan mitra kami di Saudi agar mereka mulai lebih banyak gunakan produk Indonesia. Ini masyarik bekerjasama dengan perusahaan di Indonesia untuk gunakan produk Indonesia. Kita sudah mendorong selain rasa, produknya juga dari Indonesia,” pesannya.

Ketua PPIH Arab Saudi 1444 H Subhan Cholid menambahkan, selama di Armina, jamaah haji Indonesia akan mendapatkan 15 kali makan.

Ada dua jenis makanan yang diberikan, yaitu makanan siap saji dan makanan yang dimasak di dapur-dapur yang ada di Arafah dan Mina.

Menu makanan siap saji ini diberikan kepada jamaah pada waktu-waktu tertentu.

Pertama, makan siang pada 8 Zulhijah. Ini bersamaan dengan pergerakan jamaah dari Makkah menuju Arafah.

“Dengan menu ini, maka begitu jamaah datang, sudah langsung tersedia makanan,” ujar Subhan.

Kedua, makan siang pada 9 Zulhijjah (saat puncak wukuf). Ini dimaksudkan agar jamaah tidak disibukkan oleh antrian mendapatkan makanan.

“Dengan mekanan siap saji, maka konsumsi jamaah bisa dibagikan lebih awal. Sehingga, jamaah bisa memanfatkan waktu wukuf untuk beribadah,” sebut Subhan.

Ketiga, makan malam pada 9 Zulhijah, tepatnya pada saat jamaah akan mulai bergerak menuju Muzdalifah.

“Pada proses pergerakan seperti ini, dibutuhkan distribusi makanan yang praktis dan mudah disajikan,” ujar Subhan.

Keempat, sarapan pagi pada 10 Zulhijah saat jamaah baru tiba di Mina. Ini juga dimaksudkan agar begitu jamaah tiba di Mina, sudah ada makanan.

Kelima, makan siang pada saat jamaah akan meninggalkan Mina, baik pada 12 Zulhijah untuk Nafar Awal maupun 13 Zulhijah untuk Nafar Tsani.

“Di luar jam-jam itu, makanan di Armina akan disajikan secara reguler berupa masakan yang dimasak di dapur-dapur yang ada di Arafah dan Mina,” tandasnya. (/ARF)

[]

Reporter: Reporter Editor: admin