Bandung - persis.or.id, Pimpinan Pusat Pemudi Persis menyelenggarakan Musyawarah Kerja Nasional (musykernas) III di Aula Persistri, Jl. Kalipah Apo, Ahad 07 Jumadil Ula 1438 H yang bertepatan dengan tanggal 05 Pebruari 2017 M.
Acara tersebut dihadiri oleh 4 Pimpinan Wilayah (PW) Pemudi Persatuan Islam yaitu Jawa Barat, Banten, Yogyakarta dan Gorontalo.
Tema yang diusung pada musykernas III adalah penguatan pembinaan kader menuju pemudi Sholihah berakhlakul karimah
"Setelah di musykernas I kita berupaya untuk menegaskan jati diri kita sebagai pemudi Sholihah berakhlakul karimah, kemudian di musykernas II kita fokus pada sinergitas program, maka di musykernas III ini saatnya kita menguatkan kinerja melalui pembinaan kader", ujar Ketua Umum Pemudi Persis, Hj. Gyan Puspa Lestari, lc,. M.Pd dalam sambutannya.
Para penasehat PP Pemudi persatuan Islam pun terlihat hadir dan memberikan tausiyah dalam acara tersebut.
Hj. Lela sa'adah, S.Pd mengingatkan akan pentingnya komunikasi produktif dan efektif dalam berorganisasi,
Wanti Fitriani mulyasari, S.Pd mengingatkan akan pentingnya memperhatikan nizham atau aturan berjam'iyyah hingga mengingatkan pula pada persiapan muktamar.
Ada pemandangan yang berbeda di musykernas III PP Pemudi Persis kali ini. Suasana haru dengan cucuran air mata ikut menjadi bagian acara yang berlangsung dari pukul 09.30-17.00 tersebut.
Pimpinan Pusat Pemudi Persis harus melepas 4 orang tasykil terbaiknya berkaitan dengan purnanya tugas mereka yang dibatasi oleh aturan usia aktif di organisasi pemudi persis.
"Berat, namun inilah aturan yang telah kita buat bersama dan inilah bukti ketaatan kita pada aturan organisasi, yang harus menjadi contoh untuk pimpinan jenjang dibawah" ucap Hj. Gyan pada saat pelepasan Tasykil Purna Tugas.
Dalam Musykernas III ini, ada rotasi kepemimpinan dan penambahan tasykil baru yang kemudian disahkan pada acara tersebut.
Di akhir kegiatan, Hj. Gyan Puspa Lestari, Lc., M.Pd., menyampaikan 10 target setahun kedepan, beberapa diantaranya adalah pengembangan jamiyyah melalui pembinaan dan pembentukan PW baru, yaitu PW Kalimantan Timur dan Maluku,
kemudian, Penyusunan panduan advokasi dan Fiqh usroh, optimalisasi taujihatul mubalighat, optimalisasi komunitas pemudi peduli ASI, komunitas HIPPI (Himpunan pengusaha pemudi) dan komunitas pemudi cinta Al-Quran.
Semoga apa yang direncanakan bisa terlaksana dengan ikhtiar yang optimal dan hasil yang maksimal. (/RF)