Padang, persis,or,id - Dalam pelaksanaan Nasionalisasi Gerakan Dakwah Pemuda PERSIS di Sumatera Barat pada 23-27 Juni 2023, delegasi PP Pemuda PERSIS berkesempatan melakukan napak tilas sejarah tokoh bangsa.
Hal ini dilaksanakan dengan mengunjungi beberapa tempat kelahiran tokoh bangsa dari Sumatera Barat. Tempat pertama yang dikunjungi adalah Rumah Kelahiran M. Natsir di Alahan Panjang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat.
Di rumah kelahiran ini, Pemuda PERSIS mendapatkan penjelasan tentang masa kecil M. Natsir dari salah seorang kerabatnya.
Sebagaimana diketahui, M. Natsir adalah guru dan tokoh Persatuan Islam (PERSIS). Dalam sejarahnya, beliau dikenal sebagai bapak NKRI yang mampu mengkonsolidasikan Islam dan Indonesia. Mosi Integral adalah bukti kecintaanya terhadap Indonesia.
Tempat kedua yang dikunjungi adalah Istano Pagaruyung di Kota Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat.
Di tempat ini, dikenalkan bagaimana kegigihan muslim di Sumatera Barat dalam memperjuangkan kedaulatannya saat melawan penjajahan Belanda.
Tempat ketiga yang dikunjungi adalah rumah kelahiran Bung Hatta di Kota Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat. Di tempat ini, tim belajar membaca Hatta sebagai upaya menguatkan nasionalisme kebangsaan.
Karib disapa Bung Hatta, sosok tersebut adalah salah seorang Proklamator Indonesia yang dikenal memiliki keterampilan dan kecerdasan sebagai konseptor dan administrator negara.
Bagi Pemuda PERSIS, membaca Bung Hatta berarti membaca masa depan Indonesia.
Tempat keempat yang dikunjungi adalah Rumah Kelahiran H. Agus Salim di Kotogadang, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat.
Agus Salim dikenal sebagai diplomat Indonesia yang menguasai sembilan bahasa; empat bahasa Eropa, tiga bahasa Timur Tengah dan dua bahasa daerah.
Agus Salim adalah tokoh muslim Indonesia yang mampu mendakwahkan Islam Indonesia di dunia dalam kapasitasnya sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia.
Tempat kelima yang dikunjungi adalah rumah kelahiran Buya HAMKA (H. Abdul Malik Karim Amrullah) di Maninjau, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat.
Buya HAMKA adalah tokoh muslim yang dikenal kecerdasannya dalam melaksanakan dakwah melalui tulisan (bi al-qalam).
Melalui organisasi Muhammadiyyah, HAMKA mampu menampilkan Islam Indonesia yang berkemajuan pada masanya.
Napak tilas tokoh bangsa dan situs bersejarah di Sumatera Barat ini dilakukan sebagai upaya menguatkan optimisme dakwah.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Bidang Pendidikan PP Pemuda PERSIS, Ustaz Cepi Hamdan Rafiq. Ia menyampaikan bahwa nasionalisasi dilakukan salah satunya dengan belajar sejarah masyarakat lokal, terutama tentang keislamannya.
Menurutnya, sebagai kader jamiyyah yang memiliki tanggung jawab dakwah, Pemuda PERSIS harus belajar sejarah. Ini untuk membaca ruang historis para tokoh bangsa, terutama tokoh muslim Indonesia.
“Kita perlu memahami konteks pendidikan agama yang ditanamkan oleh orang tuanya, keluarganya, termasuk ekosistem sosial tempat mereka dilahirkan,” ungkapnya, Senin (26/06/2023).
Cepi juga menekankan pentingnya belajar sejarah untuk merencanakan masa depan. Sebab dengan belajar sejarah sama dengan belajar untuk menguatkan tanggung jawab dakwah Islam di Indonesia.
Sementara itu, Sekretaris Umum PP Pemuda PERSIS Ridwan Rustandi menyatakan bahwa napak tilas sejarah tokoh bangsa adalah bagian integral dari agenda Nasionalisasi Dakwah Pemuda Persis.
Ia menyatakan bahwa sangat penting bagi kader Pemuda PERSIS untuk belajar dari pendahulu yang mampu membuktikan komitmen keislaman dan keindonesiaannya, sampai bisa dirasakan oleh generasi pelanjut.
"Napak Tilas Sejarah Tokoh Bangsa adalah ikhtiar untuk menguatkan optimisme kita sebagai kader dakwah. Perlu bagi kita membaca sejarah agar mampu menguatkan langkah ke depan dalam menegakkan kalimat tauhid di Bumi Pertiwi,” terangnya. (RR)
[]
Editor: Fia Afifah