Bandung – persis.or.id, Pimpinan Pusat Persistri melalui bidang Jamiyyah bidgar Binbang SDM, Lia Andhiani, menghadiri Maruf yang diselenggarakan oleh PD Persistri Kab Bandung bertempat di kantor PC Persistri Baleendah pada Ahad (26/11/2817) dan dihadiri 100 orang peserta.
Lia menyampaikan materi Nidzam Jamiyyah. Salah satunya mengenai Persistri yang memiliki visi; terciptanya masyarakat perempuan yang berpegang teguh pada syariat Islam berlandaskan Al Quran dan As Sunnah.
Yang dimaksud Syariat Islam adalah Kesatuan yang utuh mulai dari Aqidah, Syariah (akhlak dan muamalah) serta ibadah.
Persistri mengajak agar anggotanya beraqidah yang kuat, memiliki akhlak yang baik dengan muamalah yang jujur dan beribadah yang benar sesuai dengan tuntunan quran sunnah.
Yang terjadi dan mengherankan umat Islam sendiri alergi bahkan merasa takut terhadap syariat islam. Menurutnya syariat islam itu dilaksanakan kl sedang di Mesjid, dimadrasah, di majelis taklim, sedang sholat, sedang shaum, sedang ibadah haji atau umrah.
Kalau urusan negara, politik, bisnis, rumah tangga dll tidak perlu membawa-bawa syariat islam. Maka tidak heran kalau ada yang pergi ke suatu negara sekalipun baru 2 atau 3 hari mengatakan “kalau hidup di negara yang sudah sebaik ini dg kedisiplinan, kerapihan, kejujuran tanpa agama lalu kenapa harus mencari Tuhan dan memiliki agama?
MANUSIA TETAP BUTUH AGAMA WALAU SUDAH BAIK.
Allah Swt berfirman: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama Allah (Islam). Tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah itu. (Itulah ) agama yang kurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. [Qs Ar Rum:30].
Ibnu Katsier menafsirkan ayat ini: Manusia secara fitrah beragama tauhid. Agama yang sesuai dengan fitrah manusia adalah Islam. Ajaran Islam ini pedoman hidup bagi manusia yang Allah telah sempurnakan agama ini dengan puncak kesempurnaan.
Oleh sebab itulah Nabi Saw bersabda: “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, niscaya Allah akan jadikan ia faham dalam agama.” (Muttafaqun’alahi).
Hadir pula dari Pw Persistri Jawa Barat, Bidgar Binbang SDM, Hj Iit Rosita M.Pd menyampaikan SirahJihad Persistri diantaranya, Umat Islam pada waktu itu mengalami penjajahan, kristenisasi, animisme, dinamisme, hinduisme, budhaisme, TBC (Takhayul, Bid’ah, Khurafat).
Kini sekuler, pluralisme, liberalisme mengakibatkan umat Islam telah menyimpang jauh dari ajaran islam. Persis lahir ingin membersihkan itu, ingin mengembalikan quran sunnah, ingin menyelamatkan aqidah ibadah akhlak umat.
Adapun Persistri pada mulanya didirikan oleh kalangan pedagang tepatnya istri-istri pedagang dari Palembang yang waktu itu turut mengikuti pengajian yang diselenggarakan oleh Persis. Seiring dengan perkembangannya Persistri membantu perjuangan Persis untuk menyampaikan ajaran islam berdasarkan quran sunnah di kalangan kaum wanita, karena banyak masalah-masalah yang terkait dengan kewanitaan.
Persistri merupakan bagian otonom Persis yang didirikan di Bandung, jumat 11 syawal 1355 H/25 Desember 1936 M. Seiring perjuangannya Persistri, kepemimpinannya dimulai dari :
1. Ibu Hj E. Maryam Abdurrahman
2. Ibu Hj Chadijah Muchtar
3. Ibu Hj Euis Tasriyah Eman
4. Ibu Hj E. Aisyah Wargadinata Lc
5. Ibu Hj Rokayah Syarief
6. Ibu Hj Titin Suprihatin MH
7. Ibu Hj Lia Yuliani M.Ag