Lampung, persis.or.id — Persatuan Islam berdiri pada tanggal 12 September 1923 di Bandung. Kemudian mulai masuk ke daerah Muara Sungkai, Lampung Utara sekitar tahun 1980-an yang dipelopori oleh alm bpk H Dadang, bpk H Zakaria, alm bpk Toha, dan bpk Mama. Banyak sekali lika-liku yang telah dilalui oleh para tokoh tersebut dalam mempertahankan pemahamannya.
Dari faktor eksternal, dari dulu sampai sekarang ada saja yang menganggap Persis sebagai aliran sesat lantaran ada beberapa tatacara ibadah yang tidak lumrah dilakukan oleh masyarakat disekitarnya. Sementara dari faktor internal saat ini, ada sebagian anggota atau simpatisan yang acuh tak acuh terhadap keberlangsungan jam'iyyah.
Atas dasar itulah, Firdaus Nuryadin menyampaikan materi tentang Kejam'iyyahan dengan tema mengapa Persis? bukan yang lain pada pengajian rutin hari kamis ba'da isya yang diselenggarakan oleh PC Persis Muara Sungkai pada tanggal 26 September 2024.
Pada kesempatan ini dipaparkan bahwa Persatuan Islam sebagai organisasi keagamaan yang berwawasan al-jama'ah. Hal tersebut tentu saja diambil dari perkataan Nabi Muhammad Saw dalam hadis yang berbunyi "Umatku akan terpecah kedalam 73 golongan, semuanya akan masuk neraka dan hanya 1 golongan yang selamat yaitu al-jama'ah (orang yang berpegang teguh pada apa yang Nabi dan para sahabatnya pegang)." Beliau juga berpesan agar senantiasa memegang al-jama'ah meskipun sendirian.
Ustadz Zae Nandang pernah berkata: "Persis itu bukan ingin berbeda, tapi mencari yang benar meskipun resikonya harus berbeda."
Dalam buku Pedoman Hidup Berjamaah Dalam Jam'iyyah Persis dipaparkan juga ada 6 poin agar keutuhan al-jama'ah terpelihara yaitu selalu bermusyawarah, melakukan tabayun, semangat untuk ishlah, memperbanyak silaturahim, ta'awun atau saling menolong, dan menjauhi perbedaan.
Pada kesempatan itu juga disampaikan bahwa lembaga pendidikan di Persatuan Islam itu sebagai ruhnya Jam'iyyah Persatuan Islam. Ustadz Haris Muslim pernah menyampaikan: "Pesantren Persis itu merupakan ruh atau jiwanya Persatuan Islam, jika pesantrennya bubar atau padam, maka mati pula jam'iyyahnya."
Materi di atas disampaikan agar me-refresh atau menyegarkan kembali semangat juang para anggota dan simpatisan Persatuan Islam dalam mendakwahkan Al-Qur'an dan Sunnah di Muara Sungkai. Terkhusus untuk para guru agar senantiasa ikhlas dan sabar menjaga keberlangsungan pesantren meskipun honorariumnya tidak jelas.
Tak lupa, kami berterimakasih teriring doa' jazakumullahu Khairan kepada bidgar D2T PP Persis yang terus berikhtiar agar keberadaan dakwah di pelosok negeri terus berjalan dengan baik dan juga kepada Rumah Zakat sebagai mitra dakwah yang senantiasa memberikan sebagian dana dari para Muhsinin untuk memenuhi kebutuhan hidup kami sehari-hari. Mudah-mudahan Allah SWT mengganti dengan yang sebaik-baiknya, Aamiin ya rabbal 'alamin
(Firdaus Nuryadin, Kafilah Du'at Persatuan Islam 2024 di Lampung Utara)