Penguatan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat: PP PERSIS dan Kemendikdasmen RI Gelar Pembinaan Karakter di Jawa Barat

oleh Ismail Fajar Romdhon

18 November 2025 | 11:03

Penguatan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat: PP PERSIS dan Kemendikdasmen RI Gelar Pembinaan Karakter di Jawa Barat

Bandung, 18 November 2025 — Pusat Pengembangan Karakter Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI bekerja sama dengan Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PERSIS) melalui Asosiasi Guru PERSIS menyelenggarakan kegiatan Penguatan Implementasi Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat bagi Catur Pusat Pendidikan di Provinsi Jawa Barat. Bertempat di Hotel Savoy Homann Bandung, kegiatan ini dihadiri oleh 200 peserta yang terdiri dari perwakilan PP PERSIS, unsur Badan Otonom, serta para pendidik dari sekolah-sekolah PERSIS di wilayah Jawa Barat.


Acara ini menjadi momentum penting dalam memperkuat kerja sama antara Pemerintah dan Jam’iyyah Persatuan Islam dalam pengembangan karakter peserta didik berbasis nilai-nilai akhlakul karimah.


Dalam sambutannya, Sekretaris Umum PP PERSIS, Ustaz Dr. H. Haris Muslim, Lc., MA, menyampaikan apresiasi atas sinergi positif antara Kemendikdasmen RI dan PERSIS dalam bidang pengembangan karakter.

“Tujuh kebiasaan baik yang dicanangkan pemerintah sejatinya telah dipraktikkan di sekolah-sekolah PERSIS melalui poin-poin baiat yang biasa dibacakan setiap hari,” ujar Ustaz Haris Muslim.

Beliau menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat kolaborasi dalam membangun karakter anak Indonesia berdasarkan nilai akhlak yang mulia.

“Melalui kegiatan ini, kami berharap para guru di sekolah PERSIS mampu mewujudkan nilai-nilai baiat dalam keseharian, demi melahirkan generasi masa depan yang berkualitas.”


Wakil Menteri Kemendikdasmen RI Prof. H. Atip Latiful Hayat, SH., LLM. dalam pemaparannya menekankan bahwa hakikat pendidikan bukan hanya soal pengetahuan, tetapi penguatan karakter sebagaimana ditegaskan dalam QS. Al-Mujadilah ayat 11.

“Karakter yang diharapkan bukan hanya tanggung jawab horizontal antar manusia, tetapi juga tanggung jawab vertikal kepada Allah SWT.”

Beliau mencontohkan bahwa nilai kejujuran harus dihidupkan bukan sekadar karena takut kepada manusia, tetapi karena takut kepada Allah.


Wamen juga mengajak seluruh pendidik untuk menjadikan kebiasaan baik sebagai tradisi dalam pendidikan:

“Mari kita terapkan pendidikan melalui kebiasaan yang baik agar mewujudkan tradisi Islami. Man sanna sunnatan hasanatan fil Islami. Karakter harus memiliki nilai kontinuitas (dawam).”


Wamen Kemendikdasmen menegaskan bahwa keberhasilan gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat tidak dapat dicapai tanpa kolaborasi empat pusat pendidikan (catur pusat pendidikan), yakni:

  1. Keluarga
  2. Sekolah
  3. Masyarakat
  4. Lingkungan


Ia menekankan bahwa pembiasaan hanya akan berhasil jika didukung keteladanan dari semua pihak.

“Kebiasaan baik harus diajarkan melalui contoh—dari guru, orang tua, dan masyarakat. Sebagaimana pepatah Arab menyebutkan: lisanul hal afshahu min lisanil maqal, teladan nyata lebih fasih dibanding sekadar ucapan.”

Melalui kegiatan ini, PERSIS berharap penguatan karakter yang telah menjadi tradisi di sekolah-sekolah Persatuan Islam dapat terus berkembang dan bersinergi dengan program nasional. Nilai-nilai baiat, disiplin, kesalehan, dan integritas diharapkan semakin mengakar sebagai habitus dalam diri peserta didik.


Acara ditutup dengan komitmen bersama untuk terus memperkuat kerja sama antara Kemendikdasmen RI dan PERSIS dalam membangun generasi Indonesia yang berkarakter kuat, berakhlak mulia, dan siap menjadi insan yang bermanfaat bagi agama, masyarakat, dan bangsa.

BACA JUGA:

PP PERSIS Lantik Tasykil AG PERSIS yang Baru: Perkuat Profesionalisme Guru dan Kiprah Pendidikan Jamiyyah

Wakil Menteri Kemendikdasmen RI Prof. H. Atip Latiful Hayat, SH., LLM