Pemalang, persis.or.id - “Asyhadu alla ilaha illa Allah, wa asyhadu anna muhammadan Rasulullah, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah,” demikian terucap dari lisan seorang mualaf, Sabtu (14/05/22) yang lalu. Adil, nama pinjaman, melafalkan syahadat tanda memasuki agama Islam dengan khidmat.
Proses peralihan keyakinan remaja putra kelahiran Jakarta ini dibimbing oleh Sekretaris Bidang Dakwah Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Islam (PERSIS) H. Nana Supriatna, M.Pd. Ustaz H. Nana melakukan bimbingan syahadat dengan khusyu di pesantren Assobirin, di depan pengurus Tim Bina Mualaf Center (BMC) PERSIS.
Adil memilih Islam dengan mantap. Remaja kelahiran tahun 2003 ini mengambil keyakinan hidupnya ke depan berdasarkan Islam. Kehidupan yang awalnya meyakini adanya Tuhan selain Allah, kini berganti menjadi meyakini hanya Allah sebagai Tuhan.
Remaja usia 19 tahun tersebut lahir dari orang tua nonmuslim. Karena orang tuanya bercerai, ia tinggal bersama neneknya; ibunya pergi ke Papua dan menikah lagi di sana. Sewaktu neneknya pindah ke Jakarta, Adil diambil bapaknya dan dibesarkan hingga mendekati usia 16 tahun.
Di usia tersebut, ayahnya hendak membaptisnya. Namun, rupanya Adil sudah jatuh hati ke Islam. Ajakan tersebut ia tolak secara halus. Beberapa kali ajakan serupa Adil jawab dengan berbagai cara. Sampai akhirnya di saat ajakan ayahnya yang terakhir, ia dikunjungi temannya dengan membawa mobil dan pergi bersama meninggalkan rumah ayahnya menuju neneknya. Adil pun tidak mau kembali ke rumah ayahnya.
Setelah jauh dari ayahnya, Adil mendalami ajaran Islam. Di lingkungan neneknya di mana ia tinggal terdapat kaum muslimin. Ia pun terkondisikan memperhatikan gerak-gerik kehidupan mereka. Hati kecil pun kemudian tertarik.
Tidak sampai di situ, ketika mendengar lantunan adzan dan bacaan al-Qur`an hatinya merasakan ketenangan. Mendengar ceramah keislaman jiwanya merasa nyaman. Kejadian tersebut terus terjadi dalam hatinya. Sampai dua bulan terakhir ia tinggal di Pemalang bersama saudaranya yang muslim.
Di kota nanas tersebut keluarga berupaya membantu keinginan Adil memeluk Islam. Pihak keluarga membawanya ke pesantren Assobirin atas petunjuk Ustaz Abdulloh Somari.
Sewaktu tiba di Assobirin, ternyata telah hadir Tim BMC Persis beberapa jam sebelumnya. Untuk itu, ustaz Hasan memfasilitasi prosesi syahadat Adil oleh Tim.
Setelah prosesi syahadat Adil oleh ustadz H. Nana Supriatna, M.Pd., Tim BMC dan pengurus pesantren Assobiri menyambut dan memberikan ucapan selamat. Al-Qur’an dan Buku KH. Aceng Zakaria pun dihadiahkan oleh Abah Yamin.
Setelah prosesi tersebut Adil akan tinggal di pesantren Assobirin untuk mencari ilmu. Semoga istikamah menjadi muslim yang taat, amin ya Rabbal’alamin.
Kontributor: Gungun dan Yusri, Tim BMC PERSIS
Editor: Dhanyawan