Persis adalah salah satu Ormas yang konsisten dalam membumikan sunnah muakkadah sholat gerhana matahari maupun gerhana bulan. Kenangan penulis yang lahir dan dibesarkan di jamiyah Persis sering berinteraksi dan menikmati persiapan yang dilakukan jamiyah dalam menyambut fenomena alam langka berupa gerhana. Sebagai salah satu bentuk ketaatan berjamiyah dalam berfikih dan bermualah mayoritas anggota Persis menyambuat baik edaran atau intruksi PP Persis perihal pelaksanaan sholat gerhana bulan.
Enam bulan yang lalu pada saat menjelang terjadinya gerhana bulan, penulis pernah menganjurkan kepada salah ustadz yang menjadi rujukan di sebuah institusi di Bogor agar beberapa mesjid yang dibawah binaannya melakukan sholat gerhana bulan. Apa jawabannya? Silahkan saja antum ikutan anjuran Persis dan KH. Aceng Zakaria. Atas jawaban tersebut, saya cukup diam dan tersenyum saja, penulis yakin bahwa yang bersangkutan sangat mengetahui perihal sholat sunah gerhana, namun karena belum ada intruksi dari Ormas Islam atau Kemenag dia belum menjalankannya.
Namun sikap berfikih Ustadz diatas berubah setelah beberapa Ormas Islam dan Kemenag menganjurkan umat Islam untuk melakukan sholat gerhana bulan yang terjadi pada tanggal 31 Januari 2018 disertai dengan informasi sekitar tata cara sholat gerhana. Bahkan sang Ustadz tersebut terdepan dalam memviralkan sholat gerhana melalui media sosial terutama Whastup dan bahkan dia bertugas sebagai khotib dalam fenomena gerhana bulan total atau -super blue blood moon- yang terjadi di Indonesia terakhir tahun 1982 lalu.
Tampaknya kesadaran umat Islam Indonesia dalam menyambut gerhana kali ini lebih besar terbukti, misalkan Gubernur Anies Baswedan menginstruksikan juga agar umat Islam di DKI menjalankan sholat gerhana di berbagai mesjid dan mushola. Intruksi gubernur tersebut disambut positif oleh masyarakat muslim sebagaimana penulis saksikan pada saat meberikan kajian di Geduang Telkom STO Gambir-Jakarta Pusat, moderator mesjid al-Mi’roj mengingatkan agar para jamaah menunaikan sholat gerhana bulan.
Kesemarakan menyambut dan menunaikan sholat sunnah muakkadah gerhana bulan kali ini menurut pengamatan penulis lebih beragam dan masif di seluruh Indonesia, misalkan di Kabupaten Bogor kurang - lebih 100 mesjid jami’ dan beberapa mushola yang menyelenggarakan sholat gerhana. Hal ini merupakan keberhasilan dalam keistioqomahan dakwah penyebaran sunnah Rasulullah SAW di tanah air khsusunya yang dilakukan oleh Persis. Gerhana bulan kali ini mengingatkan kita, bahwa Persis pernah menjadi pelopor sholat idul fitri diselenggarakan di lapangan yang asalnya dinilai aneh dan “nyeleneh” oleh masyarakat, tapi akhirnya ditiru ormas Islam lain yang menunaikan sholat hari raya di lapangan juga karena mesjid yang ada tidak dapat menampung jamaah yang hadir.
Hikmah dakwah penyebaran sunnah khsusunya pelaksanan sholat gerhana yang dilakukan oleh Persis yang lambat laun mendapatkan sambutan positif dari masyarakat Islam dan pemerintah. Tampaknya cara dakwah jamiyah secara umum terus ditingkatkan, tidak hanya dengan cara yang tradisional tetapi juga harus memanfaatkan media moderen khususnya dalam menghadapi manusia millenia ini. Selain itu, dakwah harus dapat menggapai ke pusat-pusat dan gedung pemerintahan yang terdapat pejabat dan petinggi negara. Sehingga penyebaran sunah akan lebih cepat dan dapat diterima oleh khalayak umat Islam dari berbagai latar belakang.
Wallahu a’lam bisshowab
Oleh : Mang Arip Rahman