Lombok - persis.or.id, Persatuan Islam mulai memasuki pulau Sumbawa tepatnya kabupaten Bima pada tahun 1930. Persis di Nusa Tenggara Barat menjadi salah satu sayap dakwah yang tak bisa dilupakan dalam catatan sejarah perjuangan Persatuan Islam itu sendiri.
Ust. M. Yusuf Usman (89) merupakan satu-satunya tokoh dari generasi pertama Persis Bima yang masih hidup. Ust.Yusuf menuturkan bahwa eksistensi Persatuan Islam yang ada di wilayah Bima - NTB ini benar-benar muncul dari pribumi bukan dari dai yang ditugasi ke Bima. "Biasanya eksistensi Persis di daerah karena orang JawaBarat (Sunda, red) yang bertugas disana, tapi ini betul betul asli orang daerah setempat dengan tokoh-tokohnya; ust Sahri, ust Sidik Mustopa, ust Sholih Mustofa, ust Abdullah, ust Ajrun dll melalui majalah al Lisaan, Pembela Islam juga yang lainnya," beliau menuturkan.
Pada tahun 1953, Isa Anshari dan M.Natsir beberapa kali menyambangi Bima. Dengan tujuan melakukan pembinaan dan penguatan gerakan dakwah disana. Pada waktu itupun NTB dikenal sebagi basis Masyumi. "Isa Anshari pernah datang kesana sebagai Ketum PP Persis dan pak Natsir berkampanye Masyumi", Yusuf menjelaskan.
Perkembangan jamiyyah kemudian secara struktural tidak berbanding lurus dengan waktu yang ditempa, banyak hambatan dan tantangan yang ada disana. Padahal sudah banyak aset diataranya 9,7 are lahan yang diisi Pesantren dan Mesjid Persis Khalid bin Walid.
Saat ini Persis Bima - NTB terus mengembangkan misi dakwah Islam. Cabang Persis dan Persistri ada di 4 tempat; Rasanae, Woha, Panatoi Sape dan Wera. Jumlah wakaf bertambah di Kota Bima, yang diserahkan oleh Dr Ahmad Rifai yang merupakan Dosen Universitas Mataram putra tokoh Persis Bima, seluas 9 are/900 meter persegi yang akan dibangun lembaga pesantren dan mesjid.
Masih banyak kader yang berserakan di pulau yang tersebar di NTB. Diantara para kader itu ada yang menjadi pengusaha, anggota dewan, birokrat, dosen IAIN dan UNRAM bahkan ada tasykil PP Persis yang bertugas disana Abah Yamin, alumnus Pesantren Persis Purwakarta atau dosen IAIN Mataram Mira Mareta. Persis Nusa Tenggara Barat terus berjuang menyampaikan risalah al-quran dan as-sunnah. (HL & TG)