Bandung - persis.or.id, Harapan masyarakat, khususnya warga Persatuan Islam, akan adanya lembaga pendidikan pesantren yang fokus pada tafaqquh fid-din (memperdalam ilmu-ilmu agama) akan segera terwujud mulai tahun ajaran 2019-2020. Adalah Pesantren Persatuan Islam 27 Situaksan Bandung yang dirintis oleh Ustadz H. Entang Mukhtar, Z.A rahimahul-‘Llah (terakhir menjabat Ketua Bidang Jam’iyyah PP. Persis) yang akan mempelopori sistem pendidikan khusus tafaqquh fid-din tersebut. Musyawarah Lengkap PC. Persatuan Islam Babakan Ciparay pada tanggal 10 Juli 2018 telah memutuskan bahwa Pesantren Persatuan Islam 27 yang beralamat di Jl. Pagarsih Gg. Madrasah Situaksan Bandung mulai tahun depan akan menyelenggarakan program pendidikan khusus tafaqquh fid-din untuk tingkat Tsanawiyyah dan Mu’allimin.
Program pendidikan yang akan dijalankan disebut program pendidikan khusus tafaqquh fid-din karena sepenuhnya menggunakan kurikulum pendidikan Persatuan Islam dan sama sekali tidak menggunakan kurikulum pendidikan Kementerian Agama ataupun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Labelisasi tafaqquh fid-din pun merujuk pada penyediaan program intrakurikuler yang sepenuhnya untuk al-‘ulumus-syar’iyyah dan bahasa Arab. Sementara al-‘ulumul-insaniyyah (humaniora) dan al-kauniyyah (matematika, IPA, dan IPS) diberikan dalam format ekstrakurikuler. Dikecualikan bahasa Inggris yang dimasukkan dalam intrakurikuler juga mengingat kajian agama Islam hari ini meniscayakan kompetensi memahami rujukan-rujukan studi Islam berbahasa Inggris.
Program utama dari pendidikan khusus tafaqquh fid-din ini adalah: (1) Mendidik santri agar memiliki aqidah salimah, ibadah shahihah, dan akhlaq karimah. (2) Membimbing santri untuk menghafal dan memahami al-Qur`an 30 juz, hadits Bulughul-Maram, dan Riyadlus-Shalihin. (3) Membimbing santri agar mampu membaca kitab turats dan berbahasa Arab aktif. (4) Melatih santri agar mampu menerapkan ushul fiqh, ilmu al-Qur`an, dan ilmu hadits.
Maka dari itu mata pelajaran tahsin dan tahfizh al-Qur`an akan diberikan sebanyak 8 jam di setiap minggunya dan dimasukkan program intrakurikuler dalam bentuk pembelajaran di dalam kelas. Itu belum termasuk mata pelajaran tafsir yang diberikan sebanyak 6 jam setiap minggunya. Mata pelajaran Bulughul-Maram (syari’ah) diberikan sebanyak 8 jam di setiap minggunya, mencakup pemahaman dan hafalan. Mata pelajaran Riyadlus-Shalihin (akhlaq) diberikan sebanyak 6 jam di setiap minggunya, mencakup pemahaman dan hafalan. Sementara bahasa Arab Nahwu Sharaf akan diberikan sebanyak 4 jam dan bahasa Arab percakapan (hiwar) juga sebanyak 4 jam di setiap minggunya. Jadi bahasa Arab semuanya 8 jam di setiap minggunya. Sisanya untuk mata pelajaran tauhid, ‘ulumul-Qur`an, ushul fiqh, mushthalah hadits, dan bahasa Inggris.
Konsekuensinya Pesantren Persatuan Islam 27 Situaksan ini tidak akan menginduk ke Kementerian Agama, melainkan menginduk sepenuhnya ke Persatuan Islam. Itulah sebabnya pesantren ini disebut “pesantren khusus”. Hari liburnya pun tetap dipertahankan hari Jum’at, bahkan ditambah dengan Ahad. Jadi di setiap minggunya pembelajaran kelas hanya berlangsung selama lima hari selain Jum’at dan Ahad. Untuk dua hari libur tersebut akan diisi dengan kegiatan ekstrakurikuler olahraga, beladiri, sirah nabawiyyah, fara`idl, kepersisan, bahasa Indonesia, IPA, IPS, dan Matematika.
Karena bentuknya “pesantren khusus” maka santri-santri yang akan diterima di Pesantren ini pun adalah santri-santri yang khusus. Mereka adalah anak-anak yang siap mengikuti pembelajaran sesuai kurikulum yang ditetapkan dan telah lulus seleksi dengan jumlah maksimal setiap kelas 25 orang (lelaki dan perempuan). Tidak terbatas untuk lingkungan Bandung saja, melainkan dari seluruh Indonesia dengan disediakan asrama putra dan putri. Hanya untuk asrama ini kemungkinan besar belum akan terealisasi maksimal tahun depan mengingat proses pembangunannya yang masih berjalan dan difokuskan dahulu untuk pembangunan sarana kelas, kantor, dan perpustakaan. Asrama sementara tersedia di masjid-masjid Persatuan Islam sekitar Situaksan baru siap menampung 4 santri UG dan 12 santri RG.
Standar kelulusan tes masuk santri Tsanawiyyah adalah mumtaz dalam tahsin al-Qur`an dan hafal al-Qur`an juz 30. Sementara standar kelulusan tes masuk santri Mu’allimin adalah mumtaz dalam tahsin al-Qur`an, hafal dua juz al-Qur`an, dan menguasai qawa’id dasar bahasa Arab (marfu’atul-asma`, mafa’ilul-khamsah, majruratul-asma`, dan tawabi’). Khusus untuk santri mu’allimin yang lulus tes masuk akan diberikan matrikulasi qawa’id bahasa Arab dan qira`atul-kutub pada bulan Mei dan Juni.
Semua santri Pesantren Persatuan Islam 27 Situaksan Bandung terdaftar juga di Madrasah Tsanawiyyah dan Madrasah Aliyyah yang terakreditasi untuk mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS), Ujian Kenaikan Kelas (UKK), dan Ujian Nasional (UN). Setiap satu bulan menjelang UAS/UKK dan satu tahun menjelang UN, semua santri diberikan bimbingan belajar khusus sebagaimana bimbingan belajar di lembaga bimbingan belajar yang sudah terakreditasi.
Panitia pembangunan Pesantren Persatuan Islam 27 Situaksan Bandung saat ini sedang fokus pada penyelesaian ruangan kelas, kantor, dan perpustakaan. Bagi ikhwatu iman yang akan turut membantu dapat menyalurkan bantuannya melalui rekening BJB Kcp Jamika no. 0080927800100 a.n. Husni Taufik, S.Pd (konfirmasi wa. 08122179978). Sementara untuk contact person seputar pesantren bisa menghubungi 0818227392 (Nashruddin Syarief).