Palu, Selasa 23 Juli 2024, persis.or.id - Pesantren Persatuan Islam 147 Palu mengadakan pembinaan guru Persis se-kota Palu. Kegiatan pembinaan ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas pendidik dan juga meningkatkan pemahaman guru-guru Persis di kota Palu tentang tujuan pendidikan Persatuan Islam.
Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 23 Juli 2024 di gedung kelas SMPIT Persis Palu. Kegiatan tersebut dihadiri oleh seluruh guru Persis se-kota dari tingkat PAUDIT, SDIT, SMPIT dan SMAIT.
Dalam acara tersebut, Saiman S.Pd. selaku perwakilan dari Pesantren Persis 147 memberikan sambutan, dalam sambutannya beliau mengatakan bahwa “Alhamdulillah pada tahun ajaran ini Pesantren Persatuan Islam 147 Palu kebanjiran murid baru, pada tahun ajaran ini jumlah siswa persis di kota Palu sudah mencapai seribu (1000) siswa lebih. Ini menunjukkan bahwa masyarakat Palu semakin percaya kepada pendidikan yang dilaksanakan oleh Persatuan Islam.”.
Adapun pemateri dalam pembinaan kali ini adalah akademisi-akademisi dari STAI Persis Jakarta, yaitu: KH. Teten Romly Qomaruddien, M.A (ketua Prodi KPI STAIPI Jakarta dan Anggota Dewan Hisbah Persatuan Islam), Agah Nugraha, M.H. (Ketua Prodi HES STAIPI Jakarta) Ichwan Muttaqin, M.E.Sy. (Dosen STAIPI Jakarta).
Dalam penyampaiannya Agah Nugraha, M.H. mengatakan “pendidikan Persis di Kota Palu saya lihat tiap tahun terus berkembang. Dengan tercapainya seribu (1000) santri menunjukkan bagaimana keseriusan para pendidik Persatuan Islam di Kota Palu”, yang mana menurut beliau semangat dalam berjuang harus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan agar pendidikan Persatuan Islam di Kota Palu bisa terus berkembang.
Sedangkan Ichwan Muttaqin, M.E.Sy. mengatakan bahwa “Indonesia saat ini sedang mengalami bonus demografi, yang mana jumlah usia produktif itu lebih banyak. Sehingga pada hari ini kita harus segera menyusun rencana strategisnya dan mempersiapkan bagaimana grand design pendidikan kedepannya. Sulawesi tengah diharapkan bisa menjadi titik koordinat perkembangan pendidikan Persis di Indonesia Timur”.
Adapun KH. Teten Romly menyampaikan bahwa “guru-guru itu merupakan pendekar tarbiyah, bagaimana persatuan islam dibangun dan bisa eksis itu tidak bisa dilepaskan dari gelora yang selalu dikumandangkan oleh guru-guru persatuan Islam yang tidak lepas dari dunia pendidikan. Maka jadikan pesantren, madrasah dan sekolah Persatuan Islam sebagai lumbung kader.” “Pendidikan Persatuan Islam di Palu harus menjadi prototipe, menjadi mercusuar untuk perkembangan Persatuan Islam di wilayah Timur Indonesia, dengan santri yang sudah mencapai seribu (1000) orang, Persis tidak akan kehabisan lumbung kader, tapi akan menjadi sia-sia kalau pengembangan kaderisasi tidak terarahkan sesuai dengan wajah dan wijhah Persatuan Islam”.