Prosesi Pemakaman Syahid Al-Haram H. Asep Susandi

oleh Henri Lukmanul Hakim

08 Maret 2025 | 18:59

Prosesi pemakaman Syahid Al Haram H. Asep Susandi - Foto: Dokumen Prof Dadan Wildan



Oleh: Dewan Penasihat PP Persatuan Islam Prof. Dadan Wildan


Makkah, persis.or.id - H. Asep Susandi bin Purwa, penduduk Jl. KH. Ahmad Dahlan, Lengkong Kota Bandung, wafat pada Kamis 6 Maret 2025 sekira pukul 11.00 tepat di bukit Marwah Masjidilharam, Mekkah Al-Mukarramah.


Pak Haji Asep, masyarakat biasa. Berprofesi sebagai pedagang beras. Yang tidak pernah melewati malam dengan tahajud. Yang tidak pernah perhitungan jika untuk infaq dan shadaqah. Donatur tetap Pimpinan Cabang Persatuan Islam (PERSIS) Sumur Bandung. Jamaah aktif Mesjid At- Taubah yang bercita cita wafat di tanah suci Mekkah itu, dikabulkan Allah SWT.


Haji Asep Wafat di bulan suci Ramadhan. Wafat usai menunaikan ibadah umrah. Wafat dalam keadaan shaum. Wafat masih dalam balutan kain ihram. Wafat dengan penuh kesetiaan mendorong istrinya di kursi roda selama ibadah umrah.


Karena wafat di masjidilharam, dokter Rumah Sakit Alharam Emergency Hospital menyebut almarhum Pak Asep dengan sebutan mulia, Syahid Al-Haram. Wafat yang indah di Masjidilharam.


Hari Kamis itu juga, saya mewakili keluarga mengurus proses administrasi dengan dokter yang mendampingi di Makkah Emergency Hospital. Namun ada beberapa surat yang harus dilengkapi, sehingga proses pemakaman agak tertunda.


Di rumah sakit itu, oleh Ibu Hj. Kusmiyati, istri almarhum, saya diminta mewakili keluarga, mengurus berbagai administrasi yang diperlukan. Salah satu syarat lain yang harus dipenuhi adalah Surat Pengantar Izin Pemakaman dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah.


Atas bantuan Bapak Syafii M. Hasyim dari KJRI Jeddah, surat itu cepat selesai. Jumat sore, mendapat kabar, jenazah akan dimakamkan sabtu pagi dengan terlebih dahulu dishalatkan usai shalat subuh di Masjidilharam.


Sabtu, 8 Maret 2025, usai santap sahur di Hotel Anjum, saya dikabari mutawif, Ustad Muaffa asal Madura untuk persiapan pemakaman bakda subuh. Wakil dari keluarga, Ibu Nolis dan suami Abdurrachman Ghifari, difasilitasi oleh PT. Karya Imtaq penyelenggara Haji dan Umrah, travel yang memberangkatkan Pak Haji Asep, sudah mendarat di Jeddah Sabtu dinihari.


Usai santap sahur, saya, muttawif, dan menantu almarhum diminta untuk segera merapat ke tempat keberangkatan jenazah di samping gedung Maulid Nabi.


Saya menunggu dipintu keluar jenazah. Azan subuh berkumandang. Jutaan jemaah memadati masjidilharam. Usai salat subuh, jutaan jemaah melaksanakan shalat jenazah. Salah satunya As-syahid Al-Haram, H. Asep Susandi. Jutaan orang mendoakannya.


Tidak lama, mobil jenazah keluar masjid menuju ambulan untuk dimakamkan di pemakaman Syaraya. Saya mewakili keluarga, beserta mantu almarhum dan dua orang mutawif menyertai di dalam ambulan.


Saya duduk tepat di kepala almarhum. Wajahnya berseri. Bagi yang syahid, tidak dibungkus kain kafan. Bungkusnya tetap kain ihram yang ia pakai terakhir ketika wafat di bukit Marwah. Kepalanya terbuka. Saya melihatnya seperti orang yang tidur nyenyak berselimut kain ihram. Sebelum turun, tiba tiba saya ingin mengecup kening jenazah syahid itu. Saya elus kepalanya. Saya kecup keningnya. Saya merasa dekat padahal saya baru mengenalnya seminggu sebelum berangkat umrah.


Pukul 06.00 pagi, matahari baru beranjak. Suhu saat itu cukup dingin, 18 derajat. Liang lahat sudah tersedia. Jenazah dimasukan ke liang lahat. Wajahnya tetap dibiarkan terbuka. Liang lahat hanya ditutup coran beton dua buah lalu ditimbun sedikit tanah. Prosesi pemakaman berlangsung tidak lebih dari 10 menit. Tidak ada upacara apapun. Syahid Al-Haram itu menemui Rabbnya dengan senyum.

BACA JUGA:

Direktur Karya Imtaq H. Andi Sugandi Sampaikan Belasungkawa Atas Wafatnya Syahid Al-Haram H. Asep Susandi