Bogor - persis.or.id, PZU Perwakilan Kota Bogor bekerjasama dengan DKM Masjid Ijtihad Al Waalidain mengadakan Kajian Sejarah Islam, ahad (02/04/2017).
Puluhan jama'ah dari berbagai wilayah tampak antusias memperhatikan materi yang disampaikan oleh Praktisi Sejarah Universitas Padjajaran, Dr. Tiar Anwar Bachtiar di Komplek Indraprasta-Bogor tersebut.
Menurut Ramdoni selaku sekretaris DKM, "Kajian ini merupakan acara rutin awal bulan yang diadakan untuk menambah khazanah keislaman para jama'ah dari berbagai wilayah di kota bogor, serta diisi oleh pemateri yang kompeten dibidangnya",
"Dengan mengangkat tema yang kekinian agar para jama'ah up date dengan kondisi islam saat ini, selain jama'ah bisa saling bertemu, saling berkenalan, mereka juga bisa saling berbagi dengan para dhuafa yang di santuni oleh PZU Perwakilan Kota Bogor".
Dalam Tausiyahnya, Dr. Tiar menjelaskan bahwa kemunculan gerakan-gerakan Dakwah Islam sejak awal abad ke-20 merupakan reaksi terhadap Penguasa dari negeri muslim yang kurang memperhatikan kebutuhan umat islam.
"Sejak dulu, salah satu ciri dari sebuah negeri muslim adalah adanya upaya Hifzhuddin Menjaga Agama, Pembangunan masjid dan akomodasi kepengurusan masjid di urus oleh negara, Madrasah-madrasah dilembagakan dan diatur oleh negara, ulama-ulama disediakan tempat untuk memberi pengajaran kepada masyarakat, semua itu dilakukan oleh penguasa negeri muslim untuk memelihara dan menjaga agama Islam".
"Seiring dengan waktu, karena kurangnya keberpihakan pemimpin negeri muslim terhadap umat islam dan agamanya, menjadikan gerakan dakwah ini terus tumbuh dan berkembang bahkan mulai menjadi organisasi massa yang berbasis islam", Dr. Tiar menambahkan.
Pada sesi akhir, Dr. Tiar menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan kondisi umat islam saat ini, dimana banyak sekali gerakan dakwah islam yang saling melemahkan satu sama lain.
"Sebaiknya sebagai pendakwah, haruslah memiliki etika dalam menyikapi perbedaan pandangan mengenai hal-hal yang dapat memicu konflik, tidak usah merendahkan pendakwah lain yang berbeda pandangan, tapi arahkan saja dengan positif kajian mana yang menurut dia baik untuk diikuti oleh jama'ahnya".
"Persoalan dakwah di negara-negara sekuler saat ini, bukan hanya fokus lagi mengenai masalah perbedaan madzhab, tetapi bagimana mengenai menjaga agama dari sekulerisasi. Inilah yang akan melahirkan semangat para ulama-ulama untuk membuat gerakan dakwah yg dapat mengganti peran negara untuk mempertahankan agama islam dari Sekuler Radikal". Dr. Tiar melanjutkan.
Sebagai kata penutup, Dr. Tiar menambahkan "Penanganan konflik antara gerakan dakwah yang berlatar belakang dari pemahaman madzhab salah satu nya adalah dengan kumpul, ngobrol bareng,
diskusi sambil minum kopi bareng. Atau bahkan seperti hal nya para sahabat, untuk menyatukan dua golongan yang konflik bisa melalui kosep pernikahan, saling "pungut mantu", Insya Allah ini bisa jadi solusi".
Acara ini kemudian ditutup dengan sesi Penghimpunan dana yang dilakukan oleh PZU Perwakilan Kota Bogor, "Semoga acara ini bermanfaat bagi para jama'ah sekalian, dan untuk kajian berikutnya akan diisi oleh Dr. H. T. Romly Qomarudin MA. dari Wakil Sekretaris Komisi Dewan Khusus MUI Pusat", Ramdoni menambahkan pada sesi akhir wawancara. (/IS)