Kutacane, persis.or.id - Tim relawan yang tergabung dalam Pimpinan Daerah Persatuan Islam (PD PERSIS) Kabupaten Karo menyalurkan bantuan ke daerah yang terkena bencana tanah longsor dan banjir bandang.
Pada Rabu, 17 Desember 2025 tim relawan dari Kabanjahe mulai menyusuri daerah-daerah yang terdampak dan memaparkan kondisinya.
Dalam laporan tim, diketahui bahwa kondisi jalan Lintas Blang Kejeren hingga Kotacane, Desa Bandar Berpapa, Kecamatan Ketambe putus sepanjang 300 meter dan daerah Naga Kesiangan putus sepanjang 500 meter.
Selanjutnya Jalan Lawe Penanggalan (Seldok) Oke Ketambe juga terputus sejauh 500 m, akibat tergerus hantaman air bah atau bandang.
Kemudian, arus lalu lintas di alihkan ke samping jalan yang sebenarnya. Jalan yang dilalui saat ini adalah bekas rumah warga yang sudah rata dengan tanah. Selanjutnya, jalan kembali normal dan hanya sebagian yang tergerus arus air.
Selanjutnya jalan Desa Lak - Lak dan Leuser, Kecamatan Ketambe terputus sepanjang 500 meter akibat tergerus hantaman banjir bandang. Sampai jalan Desa Lawe Aunan, jalan hanya tergerus sebagian di pinggiran sungai. Kondisi jalan juga masih bisa dilalui dengan buka tutup jalan.
“Tim Relawan PERSIS Peduli menyalurkan bantuannya ke daerah-daerah," ujar M. Arief Ginting, Ketua PD PERSIS Kabupaten Karo.
Ia menjelaskan, penyaluran bantuan bencana tersebut merupakan kolaborasi antara PERSIS Peduli Bencana Sumatera 2025, dan Alumni pesantren Persatuan Islam Tarogong, serta rekan-rekan di Kuta Cane di antaranya Muhadi, Wen Andifas, dan Kosim Nursehat.
Bantuan bencana tersebut berupa sembako yang disalurkan ke beberapa desa, yakni Desa Lawe Bulan sebanyak 10 paket sembako, Desa Kuning 1 sebanyak 18 paket sembako.
Kemudian untuk masyarakat Desa Lawe Penanggalan, Kecamatan Ketambe berupa 35 paket sembako dan sayur mayur.
Selanjutnya untuk posko pengungsian santri Pondok Pesantren Badrul Ulum di Desa Darul Makmur, Kecamatan Ketambe. Terdapat 10 Kepala Keluarga (KK) di lingkungan pesantren, 10 orang santri dan pimpinan pesantren, Umi Zura.
Dampak di Desa Lawe Penanggalan
Dampak terparah dilaporkan terjadi di Desa Lawe Penanggalan. Kompleks Pondok Pesantren Badrul Ulum dan 10 rumah di sekitarnya hancur diterjang material banjir. Selain itu, sebanyak 56 rumah warga lainnya dilaporkan rata dengan tanah.
Berdasarkan data terkini, tercatat 66 KK atau sekitar 224 jiwa terdampak di desa ini. Korban jiwa mencapai 11 orang meninggal dunia, termasuk seorang ustaz dan dua santri dari total 150 santri yang ada.
Sementara itu, satu orang anak berusia 4 tahun dilaporkan masih hilang, dan 14 orang lainnya tengah menjalani perawatan akibat luka-luka.
Situasi di Desa Aunan
Bencana ini juga menerjang Dusun Meja 2, Desa Aunan, Kecamatan Ketambe. Di lokasi ini, sebanyak 37 KK terdampak dengan kerugian fisik berupa 8 unit rumah hancur. Dilaporkan 5 warga mengalami luka-luka, namun tidak ada korban jiwa maupun korban hilang.
Pimpinan Pondok Pesantren Badrul Ulum, Ustaz Qosim, menceritakan detik-detik mencekam saat bencana terjadi.
"Tiba-tiba datang banjir bandang dari Sungai Alas yang menghancurkan jalan raya, rumah warga, hingga bangunan pesantren kami. Saat ini yang tersisa hanya dua lokal bangunan saja," ungkapnya.
Kebutuhan Mendesak
Saat ini, para pengungsi, khususnya para santri di Desa Lawe Penanggalan, sangat membutuhkan bantuan darurat berupa:
Peralatan dapur seperti Kompor, tabung gas, dan kuali besar. kemudian perlengkapan makan seperti piring dan gelas.
dan juga sarana pendidikan dan ibadah yang berupa Kitab-kitab Turats, alat tulis, mukena, Al-Qur'an, dan sarung.
Sementara itu, untuk penanganan jangka panjang di Desa Lawe Aunan, dibutuhkan pembangunan rumah layak huni berukuran 5x5 meter.
Estimasi biaya per unit rumah adalah Rp7.760.000, yang mencakup kebutuhan material seperti seng, kayu, paku, dan rabung. Saat ini dibutuhkan setidaknya 2 unit rumah darurat untuk warga terdampak di lokasi tersebut.
[]
BACA JUGA:Perkuat Koordinasi, PP PERSIS Tunjuk Koordinator Pusat PERSIS Peduli Bencana untuk Aceh, Sumut, dan Sumbar