Bandung – persis.or.id, Salah satu implementasi yang diharapkan terjadi setelah adanya kegiatan orientasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), adalah terbentuknya Santri Siaga.
Hal itu diutarakan Ketua Sigab Persis, dr. Sony Ramdhani, MH.Kes, dalam acara yang digelar atas kerjasama bidgar sosial PP Persis dengan Kemenkes RI, rabu (15/11/2017) di hotel Puteri Gunung – Lembang.
“Kita sadar, bencana tak pernah terprediksikan. Siap-siap saja”, ujar dr. Sony mengawali presentasi Santri Siaga.
Menurutnya, di Bandung tak ada yang aman sama seperti halnya di kota lain di Indonesia. dr. Sony tetap mengajurkan menikmati yang ada di tempat masing-masing dan berkarya disana.
“Santri Siaga dibentuk agar kita selalu mempersiapkan diri. Ini pun bagian dari kaderisasi Sigap Persis kedepannya. Sebelum ujian kita persiapan dulu, pas ujian kita tau jawabannya”, tuturnya.
Dasar hukum Santri Siaga disebutkan olehnya. Pertama, UU 24 2007 tentang penanggulangan bencana. Kedua, UU BNPB 4 2012 pedoman penerapan madrasah/sekolah aman bencana. Ketiga, program Sigab Persis.
dr. Sony menjelaskan Santri Siaga ini dijadikan program santri. Santri Siaga dibawah RG UG, dan dibawah Sigab Koordinator Daerah.
“Ingat, jangan sampai hanya sesaat, sesudah ini, sudah.. hilang. Harus terus terusan ada. Santri Siaga harus bisa diwujudkan, dengan kreatifitas”, jelasnya.
Pembinaan, pengembangan dan penkaderan relawan dari kalangan santri, menurutnya sangat penting bagi Pesantren dan juga bagi Sigab Persis sendiri.
“Akan ada masanya, saya tidak bisa turun. Harus digantikan, adanya wadah pembinaan
kader ini bisa membuat mereka terjun setelah mereka dewasa”, dr. Sony mengungkapkan.
Santri Siaga akan ada di semua jenjang; diniyyah, mts dan muallimin. Namun yang difokuskan baru Tsanawiyyah dan Muallimin. Kedepannya semua jenjang mau dibina oleh Sigab Persis. (HL/TG)