Kesadaran akan kebangkitan Islam semakin meluas, bukan karena desakan, teror dan keadaan namun lebih jauh buah dari perjuangan ulama, dai, intelektual, aktivis dan muda yang tercerahkan.
Apapun bentuk kezaliman dan ketidakadilan akan berlawanan dengan gerakan moral dan pembebasan jamaah Islam dimanapun berada.
Tindakan penodaan tokoh agama dan teror sistematis terhadap panutan dan jamiyyah Islam akan direspons dengan solidaritas dan persatuan. Jamaah-jamah Islam tidak pernah terpancing dan keluar dari barisan ukhuwah dan pecinta kedamaian.
Namun pemecah dan penghianat “Persatuan dan Kedamaian” harus dilawan apapun bentuknya.Kini umat bangkit, berdiri dan bersuara, bersatu melawan teror dan penghianat persatuan dan kedamaian.
Kiprah PERSIS bukan jamiyyah yang baru lahir kemarin sore, kita berdiri sebelum NKRI ini lahir, kami tidak pernah menuntut dan mengemis kepada negara, justru para pendahulu dan ulama kami pengawal dan penjaga moral negara.
Tengok A Hassan yang mengharamkan merebut kekuasaan dengan cara inkonstitusinal, tengok Muhammad Natsir yang mempersatukan kembali NKRI dengan Mosi Integralnya, jangan lupa pula, Isa Anshari yang pasang badan melawan PKI di saat yang lain tiarap.
Ikhwatu iman, Kaum Muda PERSIS, Mari kita satukan langkah. Hidupkan ruh perjuangkan kita, lawan segala teror dan adu domba, rebut kembali keadilan dan kedamaian. Suarakan gerakan moral kita, PERSIS tidak pernah luput dari keislaman, kebangsaan dan persatuan.
Mari satukan barisan dan bertekad tuk perjuangan Persatuan Islam di Silaturahim Akbar: Keluarga Besar PERSIS 24 Februari 2018 di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat.
***
Penulis: Dr. Latief Awaludin