Bandung - persis.or.id, Sekolah Tinggi Agama Islam Persatuan Islam (STAIPI) Bandung tahun ini melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat.
"Total peserta berjumlah 187 mahasiswa yang disebar di 7 Desa", demikian kata Ketua Panitia, Hj. Nunung Nurhasanah, M.I.Kom., di sela-sela acara serah terima peserta, selasa pagi (17/07/2018) di Aula Kecamatan Parongpong kabupaten Bandung Barat.
Dalam sambutannya, Ketua STAIPI Bandung, Dr. H. Nurmawan, M.Ag. mengatakan bahwa KKN ini diikuti oleh 187 peserta yang terdiri dari 4 program studi, yaitu ; Pendidikan Agama Islam (PAI), Ilmu Qur'an Tafsir (IQT), Komunikasi & Penyiaran Islam (KPI), dan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD).
Nurmawan juga menambahkan bahwa KKN ini sebagai syarat penyelesaian studi dengan bobot 4 SKS yang harus ditempuh oleh semua mahasiswa,
Peran mahasiswa peserta KKN dalam pemberdayaan masyarakat sangatlah berarti, diantaranya ;
1. Facilitator : Mengidentifikasi, menyusun perencanaan, memonitor, dan mengevaluasi program aksi.
2. Animator : Membantu masyarakat menemukan dan mendayagunakan potensinya untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
3. Enabler : Menciptakan proses dalam masyarakat yang berinisiasi secara bebas dan kreatif untuk melaksanakan programnya.
4. Catalyst : Menciptakan program masyarakat yang mampu mengorganisasikan gagasannya dan membangun kerjasama (partnership) dengan berbagai pihak.
Pelaksanaan KKN yang dimulai tanggal 16 Juli dan berakhir tanggal 16 Agustus ini diterima langsung di kantor Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat oleh Sekretaris Camat, Drs. Ahmad Sodikin.
Sementara sekretis kecamatan dalam sambutannya berpesan, "Ciptakan kebersamaan dan junjung tinggi shilaturahim, sehingga tercipta lingkungan yang kondusif dan masyarakat yang sejahtera".
Kegiatan serah terima peserta KKN ini diakhiri dengan "peupeujeuh" kasepuhan Al-Ustadz H. Acep Juhardi, Sekretaris Pimpinan Daerah PERSIS Kabupaten Bandung Barat. Menurutnya, mahasiswa STAIPI Bandung harus mampu menjadi problem solver bagi masyarakat. (/Humas STAIPI Bandung)