Tak terasa lebih dari sepuluh tahun sudah, penulis pernah berkiprah di Pimpinan Pusat Pemuda PERSIS (2005-2010). Tiga kali sudah Mahad Utsman bin Affan menjadi tempat diselenggarakannya Tazwidu Fityanil Qur’an ‘Ali (TAFIQ III).
Tafiq III yang berlangsung sejak 25-26 Nopember 2017, diikuti oleh 18 peserta yang terdiri dari pengurus PD dan PW.
Selama berkiprah menjadi aktifis Pemuda Persis penulis berkesimpulan bahwa ada dua masalah yang krusial dalam lembaga kaderisasi semacam Pemuda PERSIS.
Masalah pertama, adalah masalah keuangan. Ini adalah masalah klasik, masalah yang sama hampir menimpa semua Ormas, namun bagi kader Pemuda Persis, uang bukanlah segalanya, meski segala sesuatu memerlukan uang.
Bagi pemuda Persis uang bukan satu-satunya faktor determinan untuk memajukan oragnisasi. Sejauh pengalaman, asal kita berusaha, Allah akan kasih jalan keluarnya.
Masalah kedua, adalah masalah kaderisasi.
Persoalan ini agak sedikit pelik di PERSIS. Peliknya adalah alumni pesantren Persis banyak, namun jika kita cari aktifis Pemuda Persis, terbilang masih sedikit.
Artinya potensi kader bukan tidak ada atau harus mencari, namun bagaimana menyakinkan potensi kader menjadi kader inti Pemuda Persis.
Salah satu jawaban untuk meyakinkan potensi kader menjadi kader adalah adalah dengan diadakannya pelatihan semacam Tafiq ini. Diadakannya Tafiq untuk deidelogisasi dan rasionalisasi arah perjuangan Persis.
***
Oleh:
Aay M Purkon, wakil sekretaris umum PP Persis.