Sumedang, persis.or.id – PERSIS membuat langkah baru dalam mendudukkan budaya dalam aktivitas geraknya. Kegiatan Diskusi Kebudayaan digelar seiring dengan terbitnya majalah bahasa Sunda yang pernah berjaya di masanya, besutan salah satu guru PERSIS, KH. E. Abdullah sekitar tahun 1960-an. Dengan wajah baru, kini hadir Majalah Iber Anyar.
Kegiatan Diskusi Kebudayaan yang digelar Sabtu (19/03/2022) diisi oleh pemateri H. Tatang Sumarsono (Sastrawan Sunda), Dr. H. W. Setiawan (Paguyuban Pasundan), dan Dr. Tiar Anwar Bachtiar, M.Hum. (Sejarawan/Ketua HMK PERSIS).
Dalam paparannya, Pak Tatang menyebutkan bahwa "Sunda itu Islam, Islam itu Sunda". Hal ini pertama kali didapatkan dari KH. Endang Saefudin Anshari.
“Tapi perlu catatan, istilah tersebut tertuju pada aspek-aspek materi, bukan imateri. Islam adalah Sunda dan Sunda adalah Islam dalam aspek muamalah, bukan dari aspek akidah,” tuturnya.
Sebelum sesi diskusi dan dialog, Pak Tatang mempertajam analisisnya sekaligus memberikan saran menarik terhadap PERSIS yang dikenal dan dipahaminya sebagai gerakan puripikasi.
"Cobalah PERSIS konsentrasi pada aspek membangkitkan kembali Bahasa Sunda. Sebab, jika gerakan PERSIS membidik tradisinya secara langsung akan berat,” katanya.
Ia pun menyoroti langkah PERSIS yang menghadirkan kembali majalah berbahasa Sunda.
“Kehadiran Majalah Iber Anyar ini merupakan langkah baik," papar pimpinan majalah bahasa Sunda Mangle ini.