Bandung, persis.or.id – Cinta dan Sejarah, film garapan PP PERSIS yang diproduksi oleh Legend Production, telah menyelesaikan tahap pertama produksinya. Animo masyarakat terhadap film ini sangat besar, terbukti dari jumlah penonton official teaser-nya di Instagram yang telah mencapai lebih dari 600 ribu penayangan.
Hasil ini tak lepas dari kerja kreatif tim di balik layar, salah satunya adalah sang sutradara, Teddy Tardiana. Sejak awal 2025, Produser Legend Production, Rizal Bino, telah menunjuk secara resmi Teddy sebagai sutradara dari awal hingga film ini tayang.
Siapa Teddy Tardiana?
Bagi generasi milenial pecinta musik nasyid, Teddy lebih dikenal dengan nama Teddy Snada. Ia merupakan vokalis utama dari grup nasyid Snada, yang dibentuk pada 1990-an dan mencapai puncak popularitas pada 2000-an dengan hit Neo Sholawat. Snada awalnya mengusung musik acappella, kemudian berkembang dengan instrumen musik modern beraliran pop.
Memasuki dunia perfilman pada 2016, Teddy mulai berakting dalam berbagai film layar lebar, di antaranya:
- Dilan 1990
- Dilan 1991
- Wedding Agreement
- Imperfect
- Cinta dalam Ikhlas (2024)
- Perayaan Mati Rasa (2025)
Pengalaman aktingnya yang luas membawanya ke peran baru di balik layar sebagai sutradara, termasuk dalam proyek film Cinta dan Sejarah.
Perjalanan Teddy di Dunia Film
Dalam wawancara di kanal YouTube Pesantren PERSIS Bangil, Teddy menceritakan awal mula kariernya di industri film.
"Awalnya saya 'kecebur' ke dunia film. Film pertama saya adalah Dilan 1990. Tidak disangka, film ini meledak, sehingga saya banyak mendapat tawaran bermain film setelahnya. Alhamdulillah."
Teddy, yang juga seorang penulis lagu dan puisi, mengungkapkan kecintaannya pada dunia akting:
"Saya sangat senang dengan dunia akting dan terbiasa di-direct (diarahkan oleh sutradara). Dari sanalah saya mulai senang men-direct orang lain."
Dakwah Melalui Film
Bagi Teddy, film bukan sekadar hiburan, tetapi juga sarana dakwah.
"Siapa pun bisa berdakwah melalui media apa pun, tergantung passion-nya di mana, termasuk film. Marilah kita ber-amar ma’ruf nahi munkar melalui film. InsyaAllah, ini akan memberikan kebaikan bagi orang yang suka film."
Harapan untuk Cinta dan Sejarah
Sebagai sutradara, Teddy mengungkapkan semangat dan optimismenya dalam menggarap film Cinta dan Sejarah.
"Saya sangat bersemangat dan menginginkan hasil terbaik. Harapan saya, film ini bisa memberi semangat kepada generasi baru agar mereka lebih mengenal tokoh-tokoh pendiri PERSIS dan jasa mereka dalam membangun jati diri bangsa dan umat Islam."
Teddy juga merupakan buyut dari ulama besar PERSIS, Allahu Yarham Ustaz KH. Eman Sar’an, yang semakin menguatkan keterikatannya dengan film ini.
Produksi tahap kedua film Cinta dan Sejarah dijadwalkan berlangsung pada April hingga Mei 2025. Semoga prosesnya berjalan lancar dan menghasilkan karya yang bermanfaat bagi umat.
BACA JUGA:Romantisme Pertemuan M. Natsir dan Nur Nahar dalam Film "Cinta dan Sejarah"
