Hari ini, sudah 2 hari Ustadz Prawoto meninggalkan kita semua. Ustadz Prawoto adalah salah seorang Asatidz santun yang diamanahi untuk memimpin Brigade Persatuan Islam.
Secara pribadi saya biasanya bertemu dengan beliau di Kantor Pimpinan Pusat Persis dan atau berjumpa di sejumlah Aksi Massa yang saya pimpin.
Dua hari pasca wafatnya beliau, sejumlah spekulasi tentang motif hingga kualitas kejiwaan dan kepribadian pelaku pembunuhan sadis ini mulai mengemuka di sejumlah linimasa.
Bahkan tak hanya itu, sebagian sahabat pun ada yang mencoba mengaitkan hal ini dengan situasi 65-an; yakni peristiwa ketika para Kyai dan Ulama diintimidasi bahkan dihabisi.
Secara pribadi saya paham, sebagian spekulasi itu diungkap di ruang publik untuk hadirkan kewaspadaan. Namun demikian, secara pribadi saya memilih untuk lebih hati-hati dalam menyampaikan hal-hal yang bagi saya masih berada di ruang remang-remang.
Saya mencoba mendidik diri saya untuk berkata benar atau lebih baik diam karena saya pun diajari oleh Al Quran untuk berhati-hati dengan Dzhan/Prasangka, karena sebagian dari prasangka itu adalah dosa.
Secara pribadi saya terus memperhatikan kasus ini dengan seksama. Saya pun terus mengikuti perkembangan kasus ini dari mereka yang punya otoritas dan punya akses luas pada kasus ini.
Contoh ia yang punya akses pada kasus ini adalah Prof. Dr. Dadan Wildan, M. Hum, Sekretaris Majelis Penasihat PP PERSIS yang sejak kasus ini bergulir, beliau nampak concern thdp kasus ini dgn melakukan koordinasi thdp sejumlah pihak yang berwenang.
Dari rangkain info yang saya dapat, maka ada beberapa hal yang sudah jelas dan ada pula hal yang nampaknya memaksa kita untul harus lebih bersabar agar kita bisa mengetahuinya.
Pertama, hal yang sudah jelas adalah, Ust. Prawoto secara jelas wafat karena dibunuh dengan sadis! Pelakunya sudah jelas dan kini sudah ditahan oleh pihak kepolisian.
Kedua, dalam sejumlah pertemuan, pihak Kepolisian sudah dengan sangat lugas mengatakan bahwa kasus ini akan mereka tangani dengan terbuka dan berkeadilan. Bahkan tak hanya itu saja, dalam perjumpaan dengan pihak Persis di Masjid Persis kemarin, pihak Kepolisian menyatakan akan terus berkoordinasi dengan Persis tuk ungkap kasus ini!
Ketiga, terkait motif dan kualitas kepribadian pelaku nampaknya musti terus didalami. Secara individu saya cukup kecewa dengan pernyataan Kapolda yang tetiba saja dengan sangat yakin mengatakn bahwa pelaku adalah orang gila.
Bagi saya, kegilaan atau kewarasan pelaku haruslah diuji shahih, bahkan kalau perlu, pihak Jamiyyah Persatuan Islam pun sebaiknya menyediakan ahli kejiwaan lain agar kita punya second opinion. Hal ini sekali lagi dibutuhkan untuk menjawab keraguan kita semua tentang tingkat kewarasan pelaku!
Terakhir, saya mengajak kita semua untuk bersabar dan tentu saja terus waspada. Jangan sampai kita pun mengeruhkan suasana dengan spekulasi-spekulasi yang tak berdasar.
Kemarin saya ditanya oleh seorang kawan "Tadz kenapa Ustadz tak pimpin demo saja? Biar rame tadz!" Mendengar pernyataan itu saya menjawab "Saya memilih untuk menganalisa kasus ini dengan cermat, saya akan lihat tingkat keprofesionalan aparat kita dalam bekerja, kalaupun nanti ada yang keliru, maka pasti kita akan ingatkan"
So ... bersabar dan terus waspada ya! Insya Allah jalan dakwah akan terus kita jalani. Dua hari yang lalu Ust. Prawoto telah meninggalkan kita, dan salah satu cara terbaik untuk memberikan penghormatan kepadanya adalah LANJUTKAN perjuangan dakwahnya!
Tasik, 3 Februari 2018
Tatan Ahmad Santana