Bandung, persis.or.id — Air demineral Tirta Guna Mandiri (TGM)99 muncul menjadi produk yang rising star terutama di kalangan Jam'iyyah Persatuan Islam. Dengan slogan "Saban Ngariung TGM Nimbrung", saat ini TGM99 menjadi salah satu pilihan utama air demineral untuk dikonsumsi bagi anggota dan simpatisan Persatuan Islam.
Namun tahukah Anda, jika TGM99 nyaris saja tidak bisa berkembang pesat seperti sekarang ini? Faktanya pada tahun 2020 lalu, CV TGM yang didirikan H. Gunawan bangkrut karena terdampak pandemi Covid-19 tahun 2020 lalu. Perusahaan yang didirikan pada bulan Pebruari 2020 harus berhenti beroperasi dua bulan kemudian.
Setahun berselang, diinisiasi oleh para pengusaha Persatuan Islam maka diputuskan untuk mengakuisisi CV TGM ini tapatnya pada 25 Desember 2021 lalu.
"Banyak yang berperan dalam proses akusisi ini seperti H. Cucu Hermana, Ust. Usman Kartika, Ust. Ibrahim Nashrulhaq (Ketum PP Pemuda Persis, red), Ust. Guntur Rijalidin, Ust. Dinda Putra Gemilang, Nuron Fauzi dan yang lainnya serta dukungan orang tua di Persis Sumedang. Alhamdulillah proses akuisisi secara resmi dilaksanakan 25 Desember 2021 lalu," ujar CEO TGM99, Malik Idris.
Malik menyebutkan, bukannya tanpa alasan para kader Persis memutuskan untuk mengakuisisi perusahaan TGM99 ini. Hal yang menjadi target adalah ingin menjadi perusahaan yang memiliki produk nomor satu di Indonesia dan bertanggung jawab secara kualitas produk.
"Selain itu, ingin menjadi mitra bisnis yang baik dan menyenangkan untuk mitra, distributor, dan investor TGM99," tukasnya.
Menurutnya, sejak diakuisisi perkembangan air demineral TGM menunjukkan proses yang menjanjikan sekaligus memuaskan. Pada awal diakuisisi, perusahaan mengalami minus sebesar Rp4 juta.
"Alhamdulillah pada tutup buku tahun 2023 lalu, laba yang kita peroleh mencapai Rp1,6 miliar. Tentunya angka yang sangat memuaskan dan menjadi motivasi kami untuk membesarkan perusahaan ini," ungkapnya.
Pada awal menjalankan perusahaan ini, Malik mengakui mengalami tantangan yang sangat besar karena belum pernah terjun ke industri primer dengan marjin keuntungan yang tipis. Apalagi memasarkan produk dengan merk baru itu sangat sulit di lapangan.
"Sangat sulit di awal untuk mengenalkan produk kepada masyarakat. Namun alhamdulillah berkat pertolongan Allah Swt seiring berjalannya waktu, mayarakat bisa menerima produk TGM99 dengan baik. Konsekuensinya, kini suplier perusahaan besar sudah melirik kepada TGM99 dan memberikan harga terbaik kepada kami," jelasnya.
Dari segi sumber daya manusia (SDM) atau karyawan, mengalami peningkatan juga. Awalnya, jumlah karyawan berjumlah 3 orang, namun kini berkembang menjadi 120 orang.
"Sampai saat ini permintaan darimpasar terus meningkat. Tentunya, untuk menyiapkan produk yang banyak diperlukan karyawan yang mumpuni. Saat ini jumlah karyawan mencapai 120 orang dari 3 orang pada saat kita akuisisi," terang Malik.