Kaum Tsamud Arsitek Yang Pasik Dalam Al-Quran (Bagian Dua)

oleh Redaksi

21 Januari 2025 | 14:30

Kaum Tsamud Arsitek Yang Pasik Dalam Al-Quran (Bagian Dua)

E. Adzab Allâh Swt Atas Kaum Tsamûd.



Karena kekufuran kaum Tsamûd atas da’wah Nabi Shalih As, Allâh mengadzab mereka, yang antara lain dijelaskan dalam al-Qur’ân,


1. Mereka diadzab dengan adzab yang dekat, Hûd 64,


وَيَاقَوْمِ هَذِهِ نَاقَةُ اللهِ لَكُمْ ءَايَةً فَذَرُوهَا تَأْكُلُ فِي أَرْضِ اللهِ وَلاَتَمَسُّوهَا بِسُوءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ قَرِيبٌ.


Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah,sebagai mu'jizat (yang menunjukkan kebenaran) untukmu, sebab itu biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat”. (Qs. Hûd [11]:64)


Menurut Al-Maraghi (III:199) yang dimaksud adalah adzab itu akan menimpa pada mereka setelah tiga hari, setelah mereka membunuh nâqatullâh. Sejalan firman Allâh Hûd 65,


فَعَقَرُوهَا فَقَالَ تَمَتَّعُوا فِي دَارِكُمْ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ ذَلِكَ وَعْدٌ غَيْرُ مَكْذُوبٍ.


Mereka membunuh unta itu, maka berkata Shalih: Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari, itu adalah janji yang tidak dapat didustakan”. (Qs. Hûd [11]:65)


Al-Suyuthi (III:492) mengutip hadits dari Qatadah yang menyebutkan,


أَنَّ صَالِحًا قَالَ لَهُمْ حِيْنَ عَقَرُوْا النَاقَةَ: تَمَتَّعُوْا ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ ثُمَّ قَالَ لَهُمْ: آيَةُ عَذَابِكُمْ أَنْ تَصْبَحَ وُجُوْهُكُمْ غَدًا مُصْفِرَةً , وَتَصْبَحَ الْيَوْمَ الثَانِي مُحْمَرَةً, ثُمَّ تَصْبَحَ الثَالِثَ مُسْوَدَّةً. {عن قتادة}


“Bahwa sanya Nabi Shalih As berkata kepada mereka (kaumnya) ketika mereka membunuh Nâqatullâh, Bersenang-senanglah kalian selama tiga hari, kemudian ia berkata, Tanda-tanda akan datangnya adzab pada kalian yaitu pada hari besok wajah kalian akan berwarna kuning, pada hari kedua akan menjadi merah, dan pada hari ketiga akan menjadi hitam”. (Dari Qatadah)


Menurut Shawi (II:275) mereka meminta kepada Shalih As tanda-tanda akan datangnya adzab itu, lalu Shalih menjawab, hari ke satu wajahmu akan menjadi kuning, hari ke dua akan menjadi merah dan hari ke tiga akan menjadi hitam. Dan hikmah mereka diberi waktu 3 hari itu, berkaitan dengan anak unta yang dibunuh induknya, ia merintih mencari induknya 3 hari 3 malam, lalu batu tempat dimana dulu induknya dibunuh menjadi membelah dan anak unta itu masuk ke dalam batu. Dan pada bagian lain Shawi (II:102-103) menyebut-kan, mereka membunuh unta pada hari Rabu, bersenang-senang pada hari Kamis, Jum’at dan Sabtu. Wajah mereka pada hari kamis kuning, hari jumat, merah dan hari sabtu hitam.


2. Mereka diadzab dengan adzab yang membuat mereka binasa, al-A’raf 78,


فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ.


Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan ditempat tinggal mereka”. (Qs. Al-A’râf [7]:78)


Dan pada ayat lain, al-Hijr 73 dan 83,


فَأَخَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ مُشْرِقِينَ.


Dan sesungguhnya adalah penduduk Aikah itu benar-benar kaum yang zalim” (Qs. Al-Hijr [15]:78)


فَأَخَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ مُصْبِحِينَ.


Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur di waktu pagi” (Qs. Al-Hijr [15]:83)


Serta pada surat Fushilat 17 disebutkan Allâh,


وَأَمَّاثَمُودُ فَهَدَيْنَاهُمْ فَاسْتَحَبُّوا الْعَمَى عَلَى الْهُدَى فَأَخَذَتْهُمْ صَاعِقَةُ الْعَذَابِ الْهُونِ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ.


Dan adapun kaum Tsamud maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) dari petunjuk itu, maka mereka disambar petir azab yang menghinakan disebabkan apa yang telah mereka kerjakan”. (Qs. Fushilat [41]:17)


Ini sama dengan pada al-Dzariat 44, yang disebutkan dengan,


فَعَتَوْا عَنْ أَمْرِ رَبِّهِمْ فَأَخْذَتْهُمُ الصَّاعِقَةُ وَهُمْ يَنظُرُونَ.


Maka mereka berlaku angkuh terhadap perintah Rabbnya, lalu mereka disambar petir sedang mereka melihatnya”. (Qs. Al-Dzariyat [51]:44)


Dengan memperhatikan ayat di atas, maka adzab bagi kaum Tsamûd itu disebutkan dengan kalimat al-Rajfah (gempa bumi), al-Shaihah (suara yang keras), dan al-Shâ’iqah (petir). Al-Maraghi (III:8,199) menjelaskan, bahwa yang dimaksud semuanya itu adalah sama yaitu al-Shâ’iqah (petir), hal ini karena dengan turunnya petir menimbulkan suara yang keras, mengoyak badan, gempa bumi, bangunan runtuh dan gerakan yang dahsyat. Ini terjadi karena kekuatan listrik bumi bertemu dengan listrik udara. Seperti dijelaskan al-Suyuthi (III:492) mereka kaum Tsamûd yakin setelah hari yang ketiga dimana wajah mereka menjadi hitam, adzab itu akan meminpa pada mereka. Sementara Shawi (II:103) menyebutkan, mereka yakin akan adzab setelah wajah menjadi kuning, merah dan hitam. Maka pada hari Minggu waktu dhuha mereka mengkafani dirinya dan menjatuhkannya ke tanah, pada saat itu datang al-Shaihah (suara yang keras) dan al-Rajfah (gempa bumi) pun terjadi, sehingga mereka binasa karena kefasikannya sendiri.


3. Mereka Tsamûd mati bergelimpangan dirumah mereka, dijelaskan Hûd 67,


وَأَخَذَ الَّذِينَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دِيَارِهِمْ جَاثِمِينَ.


Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di tempat tinggal mereka” (Qs. Hûd [11]:67)


Menurut Ibnu Al-Jauzi (III:224) kata Jâtsimîn artinya,


a. Al-Barûk ‘alâ al-Rukbi (bentuk berlutut).

b. Saqatha ba’dhuhum ‘alâ ba’dhin (yang satu jatuh kepada yang lainnya -saling menimpa-).


Dan al-Maraghi (III:201) mengutip hadits Nabi Saw yang diriwayat-kan oleh Ahmad dan al-Hakim bersumber dari Jabir yang menyebutkan,


فَأَخَذَتْهُمْ صَيْحَةَ أَخْمَدَ اللهُ مِنْ تَحْتَ أَدِيْمِ السَّمَاءِ إِلاَّ رَجُلاً وَاحِدًا كَانَ فِي حَرَمِ اللهِ {وَهُوَ أَبُوْ رِغَالِ} فَلَمَّا خَرَجَ مِنَ الْحَرَمِ أَصَابَهُ مَاأَصَابَ قَوْمُهُ.


Mereka disambar petir, Allâh mematikan orang yang berada di bawah langit, kecuali seorang saja di antara mereka, karena Ia sedang berada di Haramullâh (al-Haram) yaitu, Abu Righâl, maka setelah Ia keluar dari al-Haram Ia ditimpa petir seperti yang ditimpakan kepada kaumnya”


Kaum Tsamûd menjadi lenyap, hanya dengan sekejap saja, mereka menjadi hancur, dan tidak seorang pun yang tersisa, seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Kaum Tsamûd mengingkari Tuhan mereka, dan kebinasaanlah bagi kaum Tsamûd, Hûd 68,


كَأَن لَّمْ يَغْنَوْا فِيهَآ أَلآ إِنَّ ثَمُودًا كَفَرُوا رَبَّهُمْ أَلاَبُعْدًا لِّثَمُودَ.


Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, sesungguhnya kaum Tsamûd mengingkari Rabb mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum Tsamûd”. (Qs. Hûd [11]:68)


BACA JUGA:

Kaum Tsamud Arsitek Yang Pasik Dalam Al-Quran (Bagian Satu)

Reporter: Redaksi Editor: Ismail Fajar Romdhon