Oleh: Tania Rahmawati (Pusdapi Media)
Hadirnya Persatuan Islam (PERSIS) menjadi sebuah gerakan intelektual Muslim, yang diisi para aktivis terpelajar yang gemar berdialektika.
Peran PERSIS dalam bidang pemikiran keagamaan sudah menjadi modal besar dalam dakwah yang tidak diragukan.
Ini karena PERSIS mempunyai jejak kepercayaan diri yang besar untuk berkontribusi. Dalam membangun kepercayaan diri ini sudah menjadi sebuah eksitensi bagi PERSIS, berbeda dengan yang lainnya
Secara alamiah, manusia siap dan mampu menjadi pemimpin. Sudah seharusnya bersedia untuk menempuh amanah perjalanan dakwah yang luas.
Menjadi seorang pemimpin itu mudah sebenarnya, dengan syarat harus jadi pembelajar cepat.
Di dalam Islam, semua proses dan niat mempunyai hikmah. Namun tetap dalam kadar pembelajaran, pengetahuan dan pemahaman.
Pemahaman PERSIS dalam kepemimpinan meyakinan bahwa kekuasan tidak ada yang dihadiahkan. Kekuasaan itu direbutkan, berkompetisi, dan bermusyawarah.
Memberikan kepercayaan kepada umat yang siap menjadi pemimpin, PERSIS sudah mendasar sesuai dengan agama Islam kompetitif, bukan kolutif.
Sepanjang kehadirannya, PERSIS menjadi sebuah gerakan intelektual muslim dalam mempercepat para pemimpin yang mempunyai keterampilan dalam menempuh perjalanan dakwah.
[]
Editor: Fia Afifah