Pertanyaan:
Bolehkah salat syukrul wudhu di laksanakan setelah sholat tahiyatul masjid? (Aceng, Sumedang)
Jawaban:
Salat syukrul wudhu atau salat tuhur disunatkan berdasarkan hadis:
عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ لَا يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Dari 'Utsman bin 'Affan Ra. ia berkata, Rasulullah Saw bersabda: “Barangsiapa berwudlu seperti wudluku ini, kemudian dia salat dua rakaat dan tidak berbicara antara keduanya, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (H.R. Al-Bukhari)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِبِلَالٍ عِنْدَ صَلَاةِ الْفَجْرِ يَا بِلَالُ حَدِّثْنِي بِأَرْجَى عَمَلٍ عَمِلْتَهُ فِي الْإِسْلَامِ فَإِنِّي سَمِعْتُ دَفَّ نَعْلَيْكَ بَيْنَ يَدَيَّ فِي الْجَنَّةِ قَالَ مَا عَمِلْتُ عَمَلًا أَرْجَى عِنْدِي أَنِّي لَمْ أَتَطَهَّرْ طَهُورًا فِي سَاعَةِ لَيْلٍ أَوْ نَهَارٍ إِلَّا صَلَّيْتُ بِذَلِكَ الطُّهُورِ مَا كُتِبَ لِي أَنْ أُصَلِّيَ
Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata, kepada Bilal radliallahu 'anhu ketika salat Fajar (Shubuh): "Wahai Bilal, ceritakan kepadaku amal yang paling utama yang sudah kamu amalkan dalam Islam, sebab aku mendengar di hadapanku suara sandalmu dalam surga". Bilal berkata; "Tidak ada amal yang utama yang aku sudah amalkan kecuali bahwa jika aku bersuci (berwudhu') pada suatu kesempatan malam ataupun siang melainkan aku selalu salat dengan wudhu' tersebut disamping salat wajib." (H.R. Al-Bukhari)
Berdasarkan keterangan tersebut, salat syukrul wudhu dilaksanakan setelah wudhu.
Namun, kami tidak mendapatkan keterangan yang melarang salat syukrul wudhu terselang oleh pekerjaan lain, termasuk tahiyatul masjid.
Dengan demikian, pelaksanaan tahiyatul masjid tidak menggugurkan syariat salat syukrul wudhu.
Salat tahiyatul masjid disyariatkan berdasarkan hadis:
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ السَّلَمِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ الْمَسْجِدَ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يَجْلِسَ
Dari Abu Qatadah As Salami, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika salah seorang dari kalian masuk masjid, maka hendaklah ia salat dua rakaat sebelum ia duduk." (H.R. Al-Bukhari)
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ فِي الْمَسْجِدِ فَجَلَسْتُ فَقَالَ يَا أَبَا ذَرٍّ هَلْ صَلَّيْتَ قُلْتُ لَا قَالَ قُمْ فَصَلِّ قَالَ فَقُمْتُ فَصَلَّيْتُ ثُمَّ جَلَسْتُ فَقَالَ يَا أَبَا ذَرٍّ تَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ شَرِّ شَيَاطِينِ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلِلْإِنْسِ شَيَاطِينُ قَالَ نَعَمْ
Dari Abu Dzar Ra. ia berkata, "Aku mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau berada di masjid, aku pun duduk dan beliau bersabda: "Wahai Abu Dzar, sudahkah engkau salat?" Aku menjawab, "Belum." Beliau bersabda: "Berdiri dan salatlah!" Aku pun berdiri salat, lalu aku menemui beliau lagi dan duduk, beliau bersabda kepadaku: "Wahai Abu Dzar, berlindunglah pada Allah dari gangguan setan manusia dan jin." Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah ada setan dari manusia?" Beliau menjawab: "Ya." (H.R. Ahmad)
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Salat syukrul wudhu boleh dilaksanakan setelah salat tahiyatul masjid, begitu juga salat tahiyatul masjid boleh dilaksanakan setelah syukrul wudhu, karena kedua-duanya tidak saling menafikan.
2. Sebaiknya salat syukrul wudhu dilaksanakan tidak di masjid sebagaimana yang dilakukan oleh Bilal.
[]
(Artikel ini sudah pernah diterbitkan dalam majalah Risalah cetak edisi No. 10 Th. 57 RABI’UL-AKHIR 1441H/JANUARI 2020)
Foto: Freepic