Analisis Hadits-Hadits Ibadah Khusus Bulan Sya’ban

oleh Redaksi

16 Februari 2025 | 11:36

Analisis Hadits-Hadits Ibadah Khusus Bulan Sya’ban

Oleh: Ust. Robi Permana, M.Ag


KEUTAMAAN BULAN SYA’BAN


عن عَائِشَةَ ، قَالَتْ: … فَقُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ: مَالِيْ أَرَى أَكْثَرَ صِيَامِكَ فِيْ شَعْبَانَ ، فَقَالَ: يَا عَائِشَةُ إِنَّهُ شَهْرٌ يَنْسَخُ لمِلَكِ اْلمَوْتِ مَنْ يَقْبِضُ ، فَأُحِبُّ أَنْ لَا يَنْسَخَ اسْمِيْ إِلَّا وَأَناَ صَائِمٌ.


Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha … dia bertanya kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah! Mengapa saya melihat engkau paling banyak berpuasa di bulan Sya’ban?” Beliau pun menjawab, ‘Ya ‘Aisyah! Sesungguhnya dia adalah bulan yang mana Malaikat Maut mencatat (nama-nama) orang yang akan dicabut (nyawanya), dan saya senang jika dicatat namaku dalam keadaaan saya sedang berpuasa. (Ílal Abu Hatim) [1]


NISHFU SYA’BAN


1. Shalat Khair Malam Nishfu Sya’ban



قال الغزالي في الإحياء 1 / 277

وإن شاء صلى عشر ركعات يقرأ في كل ركعة بعد الفاتحة مائة مرة قل هو الله أحد فهذا أيضا مروي في جملة الصلوات كان السلف يصلون هذه الصلاة ويسمونها صلاة الخير ويجتمعون فيها وربما صلوها جماعة روي عن الحسن أنه قال حدثني ثلاثون من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم أن من صلى هذه الصلاة في هذه الليلة نظر الله إليه سبعين نظرة وقضى له بكل نظرة سبعين حاجة أدناها المغفرة


Imam al-Ghazali berkata: jika engkau bermaksud, laksanakanlah shalat sepuluh rakaat, setiap rakaat setelah fatihah bacalah 100 kali Qulhuwallaahu Ahad. Hal ini terdapat riwayat dengan jumlah shalat yang dilakukan ulama terdahulu melaksanakan shalat ini dan menamainya dengan shalat kahoir, mereka para ulama suka berkumpul dan terkadang shalat berjamaah. Diriwayatkan dari al-Hasan bahwasanya ia berkata, telah menerangkan kepada kami 30 sahabat Nabi Saw bahwa siapapun yang shalat khoir pada malam hari maka Allah akan memandang keapdanya dengan 70 pandangan tiap pandangan memberikan 70 kebutuhan manusia dan yang paling rendah adalah Allah memebrikan ampunan. (al-Ihya 1/277) [2]


2. Membaca 1000 kali Qs. Al-Ikhlash pada malam nishfu Sya’ban maka Allah mengutus 1000 malaikat untuk memberi kabar gembira


مَنْ قَرَأَ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ أَلْفَ مَرَّةٍ: قُلْ هُوَ اللهُ أَحَد, بَعَثَ اللهُ إِلَيْه مِئَةَ أَلْفِ مَلَكٍ يُبَشِّرُوْنَه .


“Barang siapa yang membaca di malam pertengahan di bulan Sya’ban seribu kali ‘Qul Huwallahu Ahad’, maka Allah akan mengutus kepadanya seratus ribu malaikat untuk memberi kabar gembira kepadanya.” [3]


3. Shalat malam nishfu sya’ban 100 rakaat membaca 1000 Qs. Al-Ikhlash maka Allah akan memenuhi segala seluruh kebutuhannya pada malam itu


يَا عَلِيُّ مَنْ صَلَّى لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ مِئَةَ رَكْعَةٍ بِأَلْفِ: قُلْ هُوَ اللهُ أَحَد, قَضَى اللهُ لَهُ كُلَّ حَاجَةٍ طَلَبَهَا تِلْكَ الَّليْلَة


“Ya ‘Ali! Barang siapa yang shalat di malam pertengahan di bulan Sya’ban sebanyak seratus rakaat dengan membaca seribu ‘Qul Huwallahu Ahad’, maka Allah memenuhi seluruh hajatnya yang dia minta pada malam itu.”


لَيْلَة النّصْف من شعْبَان مئة رَكْعَةٍ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ عَشْرُ مَرَّاتٍ بِالإِخْلاصِ


“Shalat dimalam nishfu sya’ban 100 rakaat, tiap-tiap rakaat membaca 10x surah al-Ikhlash. [4]


4. Shalat Nishfu Sya’ban 300 rakaat / 12 rakaat, tiap rakaat membaca 30x Qs. Al-Ikhlash, maka ia bisa memberi syafaat kepada 10 keluarga yang ahli neraka


مَنْ صَلَّى لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ ثَلاَثَ مِئَةِ ركْعَةٍ يَقْرَأُ فِيْ كُلِّ رَكْعَةٍ ثَلَاثِيْنَ مَرَّةٍ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَد شُفِّعَ فِيْ عَشْرَةٍ قَدْ اسْتَوْجَبُوْا النَّار.


“Barang siapa yang shalat di malam pertengahan di bulan Sya’ban sebanyak tiga ratus raka’at, (di dalam riwayat lain dua belas rakaat), dan dia membaca pada setiap rakaat tiga puluh kali ‘Qul Huwallah Ahad’, maka dia akan bisa memberi syafaat untuk sepuluh orang yang dipastikan masuk ke dalam neraka.”


من صلى ليلة النصف من شعبان ثنتى عشرة ركعة يقرأ في كل ركعة قل هو الله أحد ثلاثين مرة، لم يخرج حتى يرى مقعده من الجنة …


“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam nishfu sya’ban sebanyak 12 raka’at, setiap raka’atnya membaca surat “Qul huwallahu ahad” sebanyak tiga puluh kali, maka dia tidaklah akan keluar sampai dia melihat tempat duduknya di surga …” [5]


5. Mengidupkan 5 malam, maka dijamin masuk surga


مَنْ أَحْيَا الليَالِيْ الخَمْس ؛ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّة: لَيْلَةَ التَّرْوِيَةِ، وَلَيْلَةَ عَرَفَةَ، وَلَيْلَةَ النَّحْرِ، وَلَيْلَةَ الْفِطْرِ، وَلَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ


“Barang siapa yang menghidupkan lima malam maka dia akan masuk surga, yaitu: malam tarwiyah (9 Dzul-hijjah), malam ‘Arafah, malam idul-adha, malam idul-fitri dan malam pertengahan di bulan Sya’ban.” [6]

6. Diampuni dosa dimalam nishfu sya’ban kecuali Musyrik


عن معاذ بن جبل عن النبي أنه قال : (يطلع الله إلى خلقه ليلة النصف شعبان فيغفـر لجميع خلقـه إلا مشــرك أو مشاحن.


Dari Mu’adz bin Jabal dari Nabi shallallahu'alaihi wa salam, bahwasanya beliau bersabda : “Allah melihat makhluknya pada malam nishfu Sya’ban. Maka Dia mengampuni seluruh makhluknya kecuali orang musyrik atau orang bersengketa.” [7]


_____________________________________


[1] Hadits ini sangat Dhaif (munkar) terdapat rawi bernama Ismail ibn Qais ibn Sa’d ibn Zaid.

Imam Abu Hatim Ar-Razi menyatakan Munkar dalam ‘Ilalul-Hadits no. 737. Begitupun imam al-Bukahri menyatakan Munkarul Hadits.


[2] Tahqiq al-Iraqqiy dalam kitab al-Mughniy án haml al asfar (1/157) berkata: hadits ini adalah BATHIL


[3] Al-maudhuát al-Kubra imam Ibn al-jauziy, pada sanadnya terdapat banyak rawi majhul dan tertuduh pendusta.


[4] Abu al-Hasan Nuuruddiin dalam kitabnya Al-Maudhuát hal. 259

[5] Ibnul Jauziy dalam Al Maudhu’at (kumpulan hadits-hadits palsu). Ibnul Jauziy mengatakan bahwa hadits di atas adalah hadits maudhu’ (palsu) dan di dalamnya banyak perowi yang majhul (tidak dikenal). (Lihat Al Maudhu’at, 2/129)

[6] Abdul Ghaffar ibn Muhammad dalam kitabnya Lailah al-Nish min Sya’baan.

Hadits ini Maudhu, terdapat rawi bernama Ábdurrahim ibn Zaid ibn al Hawariy, al-Hafizh menyatakan, ia Matruk dan Yahya ibn Maín memandangnya pendusta (Taqrib al Tahdizb, catatan Ábd al-Ghaffar hal. 44)

[7] Dikeluarkan oleh Ibnu Abi A’shim dalam as-Sunnah 1/356, Ibnu Hibban dalam shahihnya 12/481, Thabrani dalam mu'jam kabirnya 2/108, juga dalam mu'jam ausath 7/397, juga dalam musnad syamiyyin 1/129, al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman 7/415, dalam fadhailul Auqat hal 119, Abu Nu’aim dalam al-Hilyah 5/191, asy-Syajari dalam al-Amalinya 2/100, Daruquthni dalam an-Nuzul hal 158, Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq 54/97.


Semua periwayatan di atas melalui jalur Abi Khalid Utbah bin Hammad dari al-Auza’I dari Makhul dari Malik bin Yukhamir dari Mu’adz bin Jabal.


Al-Auza’I punya penguat yaitu Ibnu Tsauban. Yaitu melalui jalur Abi Khalid Utbah bin Hammad dari Ibnu Tsauban dari Makhul dari Malik bin Yukhamir dari Mu’adz bin Jabal.


Sanad ini punya 2 cacat :


1) Terputusnya antara Ibnu Tsauban dan Makhul. (Lihat al-Marasil karya Ibnu Abi Hatim hal 129)

2) Makhul seorang Mudallis. (Ta’rifu ahlit-Taqdis karya Ibnu Hajar hal 113, al-Ithaf karya al-Anshari hal 49 dan Qashidah Mudallisin karya al-Maqdisi hal 65)


Ibnu Abi Hatim dalam al-Ilalnya 2/173 berkata:


سألت أبي عن حديث رواه أبو خليد القاري عن الأوزاعي عن مكحول وعن أبن ثوبان عن أبيه عن مكحول عن مــالك بن يخـــــــامر عن معاذ بن جبل قال قال رسول الله ( يطلع الله تبارك وتعالـــى ليلـــةالنصف من شعبا ن الى خلقه ) قال أبي هذا حديث منكر بهذا الإسناد


"Aku bertanya kepada ayahku mengenai hadits yang diriwayatkan Abu Khalid al-Qari dari Auza’I dari Makhul dari Ibnu Tsauban dari Ayahnya dari Makhul dari Malik bin Yukhamir dari Mu’adz bin Jabal dia berkata, Rasulullah shallallahu'alaihi wa salam bersabda: “Allah melihat makhluknya pada malam nishfu Sya’ban. Maka Dia mengampuni seluruh makhluknya kecuali orang musyrik dan musyahin”. Ayahku menjawab: Hadits dengan sanad ini adalah MUNKAR.



BACA JUGA:

Benarkah Isra Mi’raj Tanggal 27 Rajab?

Reporter: Redaksi Editor: Ismail Fajar Romdhon