Bandung – persis.or.id, Ketua Bidang Dakwah PP Persis KH. Zae Nandang memberikan tausiyahnya dalam acara gathering dan ifthar jama’i Baituttamwil Berkah Umat, Kamis (23/5/2019) di Hotel Noor.
Dalam tausiyahnya, KH. Zae Nandang menganalogikan Alang-alang dan pohon besar. Bagaimanapun alang-alang akan terus ada, meski kadang sudah dibabad habis, apalagi jika dibiarkan sama sekali.
“Praktek Riba yang muncul, bagaikan alang-alang, kita harus tumbuhkan pohon besar untuk membatasi pertumbuhan alang-alang tersebut”, ujar KH. Zae Nandang.
Yang dimaksud pohon besar oleh beliau adalah ikhtiar membangun ekonomi syariah.
“Ini mesti ada dukungan dari semua, saya juga mengajak yang lain”, tambahnya.
Selain itu, Ulama Persatuan Islam itu juga mengajak pengurus untuk terus berbenah agar naik level dalam pengelolaan koperasi syariah.
KH. Zae Nandang melanjutkan, selain membuat pohon besar, salah satu ikhtiar lainnya adalah dengan membuat cukang.
Cukang atau sebutan untuk jembatan kecil dalam istilah Sunda, mengingatkan akan sebuah peristiwa.
Waktu itu ada sahabat yang datang kepada Nabi SAW dalam kondisi payah dan butuh makanan. Lantas, Nabi SAW mengumpulkan para sahabat lainnya dan membacakan An-nisa ayat 1.
Setelah itu beliau bersabda man sanna sunnata hasanatan, tak lama kemudian beberapa sahabat ada yang berinisitiaf memberikan kurma bagi orang yang kelaparan itu, tak berselang lama sahabat lainnya juga turut mengikuti.
“Jika kita belum mampu jadi pohon besar itu, setidaknya kita jadi jembatan (cukang) dahulu, seperti langkah Rasulullah SAW waktu itu
Ada peluang kebaikan diambil, kita juga turut kebagian pahalanya”, ujar KH. Zae Nandang. (/TG)