Bonus Demografi dan Janji Kemerdekaan yang Belum Selesai

oleh -

20 Agustus 2025 | 17:27

Zaeni Abdul Rahim

Menuju Indonesia Emas


Mencapai Indonesia Emas 2045 memerlukan strategi pembangunan jangka panjang yang terukur dan responsif terhadap perubahan zaman. setidaknya ada empat fondasi utama yang perlu diperkuat.


Pertama, sistem pendidikan harus relevan dengan kebutuhan abad ke-21. Kurikulum perlu menekankan literasi digital, jiwa wirausaha, serta kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Inisiatif tentang Sekolah Rakyat dan Sekolah Unggulan Garuda perlu diimplementasikan secara serius dan menjangkau daerah 3T yang selama ini tertinggal dari pusat-pusat pertumbuhan.


Kedua, penciptaan lapangan kerja mesti diarahkan pada sektor-sektor strategis dan berkelanjutan. Energi hijau, pertanian modern, industri kreatif, dan ekonomi digital adalah ruang baru yang harus dibuka lebar bagi pemuda. Pemerintah perlu membangun pusat inovasi dan pelatihan vokasional berbasis potensi daerah.


Ketiga, reformasi birokrasi dan tata kelola menjadi prasyarat mutlak. Bonus demografi tidak akan menghasilkan keuntungan jika anggaran bocor, proyek tidak tepat sasaran, dan kepercayaan publik terus merosot. Transparansi dan pemberantasan korupsi harus dikembalikan sebagai agenda utama pembangunan nasional.


Keempat, penguatan nilai-nilai moral dan spiritual juga harus menjadi fondasi. Lembaga keagamaan, keluarga, dan komunitas sipil memegang peran penting dalam membentuk karakter generasi muda yang berintegritas, toleran, dan memiliki semangat kolektif membangun bangsa.


Delapan puluh tahun Indonesia merdeka mestinya menjadi refleksi bersama: apakah kita benar-benar telah menunaikan janji kemerdekaan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum?


Bonus demografi bukanlah jaminan, melainkan peluang yang perlu dipersiapkan dengan cermat. Ia bisa menjadi titik balik menuju kejayaan, ketika energi produktif generasi muda diolah dengan visi dan keadilan. Namun, jika disia-siakan, bonus ini bisa menjelma menjadi luka kolektif dan sumber ketimpangan sosial di masa depan.


Pilihannya ada di tangan kita semua. Negara, masyarakat, dan generasi muda itu sendiri. Apakah kita akan menyiapkan jalan bagi anak-anak muda untuk menjadi pemimpin, inovator, dan penjaga masa depan bangsa? Ataukah membiarkan mereka tersesat di tengah frustrasi, ketimpangan, dan kekecewaan sosial yang kian dalam?


Indonesia Emas 2045 tidak akan lahir dari mimpi kosong. Ia hanya mungkin terwujud jika kita bekerja hari ini, bersama, dan dengan kesungguhan yang nyata.


[]

BACA JUGA:

Nasionalisme Pengibaran Bendera One Piece di Momentum Sakral Kemerdekaan?

Reporter: - Editor: Fia Afifah Rahmah