Bandung, persis.or.id- Anak merupakan amanah sekaligus titipan yang paling berharga dari Allah Swt. kepada hamba-Nya. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban bagi orang tua untuk menjaga dan mendidik anak-anak dengan penuh kasih sayang, serta bekal akhlak dan ilmu yang cukup untuknya.
Tak dapat dipungkiri, sebagai orang tua pastinya akan merasa bahagia seandainya memiliki seorang anak yang berakhlak mulia. Sebaliknya, orang tua akan cemas dan khawatir jika anak mencerminkan perilaku yang tidak baik.
Bagi orang tua, mendidik anak merupakan kesempatan satu kali seumur hidup. Jika kita tidak bisa mendidik anak karena keterbatasan waktu, kita bisa memasukkannya ke pondok pesantren. Di sana, anak kita dibimbing dan diberi arahan agar dapat membiasakan diri hidup mandiri; di sana anak-anak kita juga akan diberi pembelajaran ilmu-ilmu agama.
Alasan ini yang juga dijadikan beberapa orang tua memasukan anak-anak ke Pesantren Persatuan Islam (PPI) Tsanawiyah 110 Manba’ul Huda (MH) Cijawura, Bandung.
Hendi Rohendi (51) asal Padasuka Bandung, orang tua santri dari Fakhri Rafa Shiddiq, menjelaskan bahwa Ia mengetahui PPI 110 MH dari internet dan media sosial; istrinya juga alumni pesantren PERSIS Pajagalan Bandung.
“Awalnya, saya sebenarnya mencari SMP Plus. Namun, karena di tsanawiyah mempelajari agamanya lebih dalam, jadi saya lebih memilih tsanawiyah,” jelas Rohedi ketika ditemui di pesantren Manba’ul Huda Bandung, Rabu (9/2).
Ia berharap, anaknya bisa mendalami ilmu agama dan menambah hapalan Al-Qur’an dan Haditsnya di sana.
“Tujuannnya hanya satu, agar mempunyai akhlak yang mulia dan mempunyai ilmu agama yang baik,” kata Rohedi.
Ia menilai, bahwa saat ini cerdas saja tidak cukup jika tidak dibarengi dengan akhlak yang mulia dan ilmu agama yang cukup.
Lain lagi dengan Nur Hidayati, asal Ujung Berung Bandung, orang tua dari santri Mogha Nabwa Hafidza. Dirinya memasukan anaknya ke PPI 110 MH adalah melanjutkan tradisi keluarga. Karena kakak perempuan Hafidza sudah menjadi santri lebih dulu di PPI 110 MH.
“Saat ini sudah duduk di bangku kelas 12 Mualimin Manba’ul Huda,” ucap Nur.
Nur Hidayati menerangkan bahwa sudah melihat hasil yang dicapai anaknya yang mondok di pesantren MH.
“Alhamdulillah ada perubahan, terutama dalam akhlaknya dan hafalan Al-Qur’an dan Haditsnya,” tutur Nur.
Harapannya sama, mudah-mudahan anaknya yang lulusan SD Negeri juga bisa mendapat ilmu agama dan berubah akhlaknya. Dari beberapa koresponden yang masuk pun, hampir semua orang tua menginkan anaknya berakhlak mulia, banyak hafalan Al-Qu’ran dan hafalan haditsnya.
(HL/dh)