Jakarta - persis.or.id, Tahun 2018, Hima Persis telah memasuki usia ke-22 tahun. Dalam proses pertumbuhan manusia, usia tersebut adalah masa kematangan biologis dan psikis, juga masa kedewasaan dalam berfikir dan bertindak.
Terlepas dari setuju atau tidak. Kedewasaan memang tak melulu berbanding lurus dengan bertambahnya usia.
Begitupula dengan perjalanan Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (Hima Persis). Seyogianya Hima Persis telah memasuki masa hidup yang cukup matang dan dewasa.
Baik dalam hal ihwal kemapanan perangkat-perangkat organisasi, tata kelola administrasi, maupun gagasan dan gerakan transformatif dalam mengisi sejarah juangnya.
Dalam hal ini ketua Hima persis Ciputat, Saudara Saba Revolusi Berpendapat.
"Tak ada gading yang tak retak, polemik-polemik internal maupun eksternal tetap saja tak dapat terbendung, dinamika zaman yang begitu pesat, tak hentinya melahirkan persoalan-persoalan baru yang menuntut Hima Persis perlu lebih proaktif melakukan kontekstualisasi gerak juang, guna mewujudkan wajah dan wijhah organisasi yang dinamis"
(Ciputat, 24/09/18)
Maka, Muktamar Hima Persis IX pada tanggal 25-27 September 2018 di Islamic Center, Bambu Apus – Jakarta Timur, adalah momentum yang sangat tepat bagi seluruh kader merah marun untuk bersama-sama mencurahkan segala daya dan upaya fikirnya dalam membedah persoalan-persoalan yang terjadi sepanjang perjalanan juang Hima Persis.
Sampai pada akhirnya dapat melahirkan rumusan-rumusan baru yang segar untuk Hima Persis kedepannya.
Diakhir pendapatnya Saba Revolusi menyatakan
"Kami Pimpinan Daerah Hima Persis Ciputat telah melakukan kajian-kajian substansial perihal Hima Persis hari ini dan yang akan datang. Sebagai bentuk kesiapan kami dalam mensukseskan Muktamar Hima Persis IX".