Makkah, persis.or.id - Direktur Layanan Haji dalam Negeri Kementrian Agama (Kemenag) Saiful Mujab memastikan bahwa pengurusan slot time penerbangan jemaah haji menjadi kewajiban maskapai.
Saiful menegaskan bahwa proses tata kelolanya dilakukan masing-masing maskapai, dengan otoritas penerbangan di Arab Saudi.
Hal ini menyikapi penyelenggaraan ibadah haji tahun ini yang diwarnai pengalihan slot time penerbangan untuk 46 kelompok terbang (kloter) jemaah Indonesia, pada gelombang 1 pemulangan.
Sekitar 18.000 jemaah yang berangkat pada gelombang pertama yang mendarat di Madinah, semestinya pulang melalui Jeddah.
Namun karena maskapai gagal mendapatkan slot time di Bandara Jeddah, maka jemaah harus pulang melalui Madinah.
"Salah kalau dikatakan Kemenag yang urus slot time. Otoritas yang memberikan slot time penerbangan adalah otoritas penerbangan Saudi atau GACA,” tegas Saiful Mujab di Jakarta, Minggu (14/7/2024).
“Kewenangan yang mengajukan slot time adalah Airlines, baik Garuda Indonesia maupun Saudia Airlines. Jadi kalau ada slot time yang tidak bisa diperoleh, itu ya kegagalan maskapai penerbangan," sambungnya.
Saiful Mujab menjelaskan bahwa Kemenag tidak memiliki wewenang untuk mengajukan slot time. Karenanya, urusan slot time masuk dalam item kontrak berdasakan skema pemberangkatan yang harus dipenuhi oleh maskapai.
Sebelumnya, Kemenag sendiri memang pernah rapat dengan General Authority of Civil Aviation (GACA) Arab Saudi untuk membahas pengajuan slot time. Namun, GACA meminta Airlines yang mengajukan slot time sesuai kebutuhan Kemenag.
"Saat pengajuan harus detail, mulai jam penerbangan, nomor penerbangan, dan nomor pesawat. Kita sudah menyerahkan jadwal penerbangan jemaah sejak awal Januari 2024 dengan tujuan agar maskapai segera mengajukan slot time ke pihak GACA,” terangnya.
“Tapi entah kenapa, Garuda tidak segera koordinasi dengan GACA. Sedangkan Saudia Airlines bergegas mengajukan sehingga mendapat slot time, sementara Garuda lambat pengajuannya," tambah Saiful Mujab.
Menurutnya, sSaudia bisa memenuhi jadwal sesuai keinginan Kemenag karena lebih awal mengajukan ke GACA. “Sementara Garuda terlambat mengajukan slot time karena terlambat dalam pengadaan pesawat," sambungnya.
Ini karena slot time ini berebut dengan Airlines dari semua negara pengirim jemaah haji. “Maka Garuda tidak kebagian slot time yang dibutuhkan untuk membawa jemaah haji sesuai kontrak penerbangan," tandasnya.